Tangkuban Parahu Mereda, Masyarakat Diminta Tetap Jauhi Kawah

CNN Indonesia
Senin, 29 Jul 2019 00:41 WIB
PVMBG menyebut aktivitas erupsi dan gempa Gunung Tangkuban Parahu, Bandung, menurun, namun masyarakat diminta tetap menjauhi pusat kawah.
Gunung Tangkuban Parahu pascaerupsi. (AP Photo/Kusumadireza)
Bandung, CNN Indonesia -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menyatakan terdapat penurunan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu.

Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Nia Haerani mengatakan kondisi gunung pada Minggu (28/7) menunjukkan gejala penurunan, baik dari hasil pengamatan visual maupun pada kegempaan.

"Kalau pada sebelumnya teramati secara visual adanya embusan abu yang berwarna kelabu pada saat erupsi, pada sore ini hanya teramati embusan gas berwarna putih tipis dengan ketinggian 50 meter dari dasar kawah," kata Nia, Minggu (28/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan kawah mengeluarkan gas warna putih tipis. Hal itu mengindikasikan tidak ada lagi material abu yang keluar dari Kawah Ratu. Adapun gas-gas dominan yang keluar hanya uap air.

Selain itu, lanjutnya, penurunan juga teramati dari sisi kegempaan.

"Kalau sebelumnya gempa embusan pada saat sebelum dan menjelang erupsi itu bisa rata-rata 400 kejadian per hari, untuk hari ini untuk pukul 06.00-12.00 hanya terekam sekitar 17 gempa embusan," ujarnya.

PVMBG mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari Kawah Ratu. Namun demikian, lanjut Nia, rekomendasi itu hanya bersifat sementara.

"Dalam dua hari ke depan, kami akan terus melakukan evaluasi untuk meninjau kembali perlu atau tidaknya terhadap perubahan rekomendasi ini," katanya.

Meski aktivitas Gunung Tangkuban Parahu sudah menurun, menurut Nia, masih terekam kegempaan tremor. Artinya, kondisi tersebut masih belum stabil seperti kondisi semula sebelum terjadinya erupsi.

"Gempa tremor ini mengindikasikan bahwa masih ada aktivitas di bawah kawah," katanya.

Gunung Tangkuban Parahu sendiri memiliki karakteristik erupsi freatik. Erupsi ini terjadi karena adanya panas di bawah permukaan yang berinteraksi dengan uap air.

"Jenis erupsi freatik memiliki gejala yang tidak jelas. Karena itu selalu di Gunung Tangkuban Parahu ini kita waspada terhadap potensi erupsi freatik dan hujan abu di sekitar kawah tanpa gejala vulkanik yang tidak jelas dan tiba-tiba," kata Nia mengakhiri.

[Gambas:Video CNN] (hyg/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER