Palembang, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
BNPB) mengirim satu unit pesawat Cessna Grand Caravan PK-RJV ke Sumatera Selatan untuk membantu penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (
karhutla). Pesawat tersebut menambah 3 unit helikopter yang sudah mulai dioperasikan di Sumsel.
Kepala Bidang Penanggulangan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori mengatakan pesawat tersebut diterbangkan dari Bandara Halim Perdanakusuma dan tiba di Landasan Udara Sri Mulyono Herlambang, Palembang, Rabu (31/7).
Pesawat tersebut akan beroperasi setiap hari di Sumsel untuk memantau titik api hingga akhir musim kemarau yang diprediksi terjadi pada Oktober.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pesawat ini menggantikan pesawat helikopter-105 yang beroperasi tahun lalu. Keunggulan Cessna ini daya jelajah lebih luas daripada menggunakan helikopter untuk melakukan patroli udara setiap harinya," ujar Ansori.
Selain daya jelajah yang lebih luas, Cessna pun dinilai lebih hemat dalam hal penggunaan bahan bakar daripada helikopter untuk kebutuhan patroli udara.
Ini sebagai upaya efisiensi penggunaan anggaran operasional penanggulangan karhutla. Sementara 3 helikopter yang bersiaga hanya akan digunakan untuk water boombing saat karhutla dengan luasan besar terjadi.
"Setiap hari pesawat ini akan terbang patroli. Saat melakukan pantauan, tim udara akan melapor apabila ditemukan kebakaran, apakah pemadaman harus dilakukan tim udara atau petugas darat," tuturnya.
"Saat ini potensi bertambahnya titik api akan semakin tinggi karena suhu lahan semakin tinggi. Namun dengan total yang terbakar 140 hektare hingga Juli lalu ini masih tergolong terkendali karena kurang dari 200 hektare," imbuh Ansori.
Sejak Maret, katanya, 140,4 hektare lahan terbakar sebagai dampak dari karhutla. Dari luasan tersebut, api menghanguskan 60 hektare pada Juli. Luasan tersebut merupakan yang terparah sejak ditetapkannya status siaga pada Maret.
Dirinya mengungkapkan karhutla yang paling parah terjadi di Kabupaten Ogan Ilir dengan lahan yang terbakar mencapai 72,15 hektare. Disusul 57,7 hektare di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), 6 hektar di Kabupaten Banyuasin, serta 0,5 hektare di Kota Lubuklinggau.
"Lahan yang terbakar kebanyakan lahan mineral, ada juga yang lahan gambut terbakar. Gambut ini yang mudah terbakar apabila kering dan sulit dipadamkan," ujar Ansori.
[Gambas:Video CNN] (idz/arh)