Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Reserse Kriminal
Polresta Palembang menetapkan tersangka baru dalam kasus
penganiayaan di SMA
Taruna Indonesia Palembang. AS (16) seorang siswa senior menjadi tersangka atas penganiayaan yang menyebabkan tewasnya WJ (16) saat kegiatan masa orientasi siswa (MOS) di sekolah bersistem semi militer tersebut.
AS merupakan tersangka kedua setelah Obby Frisman Arkataku (24) yang sebelumnya sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kematian DBJ (14) dengan kasus penganiayaan di kegiatan yang sama.
Kapolresta Palembang Komisaris Besar Didi Hayamansyah mengatakan, AS ditetapkan sebagai tersangka setelah penyidik melakukan pemeriksaan terhadap saksi, olah tempat kejadian perkara (TKP), dan beberapa barang bukti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari hasil rekam medis rumah sakit setelah kematian WJ, hasilnya ada organ vital yang tidak berfungsi, pankreas akut. Kita selidiki dan akhirnya mengerucut kepada AS hingga akhirnya kita tetapkan sebagai tersangka," ujar Kapolresta, Kamis (8/8).
Didi mengatakan AS melakukan pemukulan di bagian perut korban WJ selama 2 hari terakhir kegiatan MOS. Pertama korban dipukul 2 kali pada Selasa (9/7) dan 3 kali pada Rabu (10/8).
Tidak seperti DBJ, penganiayaan yang dialami WJ tidak langsung menyebabkan kematian. WJ sempat dilarikan ke dua rumah sakit yang berbeda. Di RS Karya Asih, WJ menjalani operasi atas diagnosa usus terbelit.
Kondisi yang semakin memburuk, WJ dirujuk ke RS RK Charitas. Usai 6 hari koma dirawat di ICU, WJ akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Jumat (19/7) sekitar pukul 21.00 WIB.
Berdasarkan hasil penyelidikan, motif AS melakukan penganiayaan terhadap WJ karena korban lambat saat mengikat
tali webbing ke tubuhnya. Emosi melihat korban yang dianggapkan bertingkah manja, AS pun memukul korban tepat di bagian perut.
Kemudian AS kembali memukul WJ saat berada di barisan. WJ dalam kondisi duduk dan kancing bajunya dibuka setelah mengalami kerasukan. Kesal melihat WJ yang dianggapnya bermalas-malasan, AS kembali memukul WJ.
"Motifnya hampir sama dengan kejadian yang pertama, tersangka melihat korban enggan menuruti perintahnya sehingga tersangka emosi," ujar Didi.
[Gambas:Video CNN] (idz/ain)