Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian menemukan amunisi dan senapan di sekitar lokasi penyanderaan dan penembakan Brigadir Polisi Anumerta Hedar di Kabupaten Puncak Jaya,
Papua.
Dua benda tersebut ditemukan saat polisi mengejar Kelompok Kriminal Bersenjata (
KKB) yang kembali melepaskan tembakan ke arah aparat kepolisian ketika sejumlah personel Polda Papua melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi pada Selasa (13/8) siang.
"Hanya diketemukan beberapa amunisi di sekitar suara tembakan dan beberapa magazines," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo di Grand Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (14/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedi menyampaikan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi kelompok yang melakukan penembakan terhadap Hedar dan jajaran Polda Papua lainnya saat olah TKP.
Jenderal bintang satu itu mengaku, pihaknya tengah menyusun hasil identifikasi itu dalam sebuah bentuk struktur organisasi.
Menurutnya, kelompok yang menembak Hedar dan sejumlah personel Polda Papua terdiri berasal dari beberapa distrik dan wilayah. Dedi menerangkan, kelompok-kelompok tersebut memiliki subkomandan untuk mempertanggungjawabkan tugas di masing-masing wilayah.
"Saya lagi buat denahnya kelompok tersebut, jaringannya, kemudian pimpinannya," kata Dedi.
Sebelumnya, KKB kembali melakukan penembakan ke aparat kepolisian pada Selasa (13/8). Insiden penembakan itu terjadi saat sejumlah personel dari Polda Papua tengah melakukan olah TKP di lokasi Hedar disandera dan dibunuh, di Kabupaten Puncak Jaya.
Personel kepolisian dari Polda Papua pun merespons dengan melepaskan tembakan balasan dan melakukan pengejaran.
"Saat olah TKP pukul 11.27 WIT, tiba-tiba anggota mendapat tembakan dari arah seberang kali yang diduga dilakukan oleh KKB sehingga anggota langsung melakukan tembakan balasan serta melakukan pengejaran," kata Dedi.
Dedi menerangkan, KKB benar-benar menguasai Kabupaten Puncak Jaya, khususnya di lokasi penembakan Hedar. Namun, aparat kepolisian bersama TNI telah mengendalikan kondisi saat ini.
[Gambas:Video CNN] (mts/osc)