Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (
Jokowi) menyinggung tentang lompatan kemajuan bangsa yang harus dilakukan ke depan. Hal itu disampaikan dalam
pidato kenegaraan yang dibacakan saat
Sidang Tahunan MPR Tahun 2019, Jumat (16/8).
Jokowi menyatakan dirinya sendiri yang akan memimpin langsung lompatan bangsa Indonesia tersebut.
Penyampaian pidato ini dinilai menunjukkan sikap Jokowi yang percaya diri dan optimistis. Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan hal ini tak lepas dari sikap Jokowi yang tak lagi punya beban di periode kedua kepemimpinannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia lebih percaya diri, lebih santai, lebih rileks, lebih tidak ada beban dalam membangun Indonesia lima tahun ke depan karena tidak bisa mencalonkan lagi," ujar Ujang saat dihubungi
CNNIndonesia.com.
Namun, Ujang mengingatkan bagaimana pun Jokowi tak bisa lepas dari jasa-jasa politik berbagai pihak yang membuatnya terpilih kembali sebagai presiden. Dalam proses pembangunan lima tahun ke depan, menurut Ujang, Jokowi tetap harus melibatkan pihak-pihak yang membantunya tersebut.
"Dari koalisi partai, mungkin bentuknya jabatan menteri, dubes, komisaris, dan sebagainya itu harus diakomodasi. Kalau tidak, bisa jadi serangan balik buat dirinya," katanya.
Senada, Direktur Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojuddin Abbas mengatakan Jokowi tak lagi punya beban di periode kedua sehingga dengan mudah membuat berbagai kebijakan agar Indonesia lebih kompetitif.
"Pak Jokowi punya kebebasan membuat terobosan, inovasi, lompatan ke depan yang membuat Indonesia lebih kompetitif. Dia tidak akan lagi menjalankan pemimpin yang menjalani rutinitas, tapi ingin membuat gebrakan, menjadikan dirinya sebagai pemimpin lompatan," ucap Sirojuddin.
Dalam pidatonya, kata dia, Jokowi juga dinilai lebih konkret dengan menyebut sejumlah kebijakan yang akan dilakukan selama lima tahun ke depan. Di antaranya dalam aspek pendidikan hingga penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).
"Secara jelas Jokowi ingin agar lima tahun ke depan Indonesia membuat lompatan besar dengan memanfaatkan peluang Indonesia yang memiliki bonus demografi sangat baik. Ini harus disiapkan dengan SDM yang memadai, karena kalau tidak bisa kehilangan peluang," katanya.
Pidato Jokowi yang menyebut peran sejumlah parpol termasuk parpol lawan di Pilpres 2019 seperti Gerindra, Demokrat, dan PKS juga dinilai menunjukkan keinginan mantan wali kota Solo itu merangkul semua pihak demi pembangunan lima tahun ke depan.
"Kalau tidak begitu negara ini hanya akan diliputi ketegangan politik. Jadi pidato Pak Jokowi lebih melihat agenda ke depan dan dia mencapai itu dengan penuh percaya diri," tuturnya.
[Gambas:Video CNN] (psp/pmg)