Jakarta, CNN Indonesia -- Kadar polusi udara di Jakarta disebut turun pascapenerapan
ganjil genap pekan lalu. Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih menyebut
polusi udara turun hingga 18,9% di kawasan Bundaran Hotel Indonesia.
"Iya perbaikan kualitas udara, rerata 18,9%. Ini Signifikan," kata Andono di DPRD DKI Jakarta, Selasa (20/8).
Dari data Pemantauan PM2,5 atau pemantauan udara yang diberikan Andono, rata-rata polusi udara di Jakarta pekan lalu berada pada nilai 63,29. Setelah seminggu berlalu nilai udara di Jakarta menurun menjadi 51,29.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu dari hasil alat ukur kita, PM 2,5 itu membaik, artinya konsentrasi partikel di udara lebih kecil setelah ganjil genap," jelas Andono.
Menurut Andono penurunan itu terjadi karena kebijakan perluasan ganjil genap yang dilakukan oleh pemerintah. Ditambah lagi kebijakan pendukung lain di Instruksi Gubernur Nomor 66 Tahun 2019.
"Perluasan ganjil genap signifikan. Tapi itu pasti yang paling signifikan karena transportasi kan sumber polusi utama. Jadi pasti perbaikannya pun, kontributor utama ke arah perbaikan itu dari transportasi," ujar dia.
Sejauh ini pengukuran yang dilakukan Dinas LH tersebut masih di seputaran Bundaran HI. Pengukuran serupa juga akan dilakukan di sejumlah kawasan lainnya.
"Ada di HI, Kelapa Gading, dan Jagakarsa. Mungkin kalau pakai PM lebih besar, akan lebih bagus kualitas udara. Kita coba pakai alat ukur yang sesuai dengan yang kita diskusikan," kata dia.
DKI melakukan perluasan ganjil genap bagi mobil di sejumlah titik sejak satu pekan lalu. Wilayah-wilayah yang terkena perluasan ganjil genap diantaranya di kawasan Gajah Mada, Hayam Wuruk, Tomang, Fatmawati hingga Jalan Salemba.
Perluasan ganjil genap ditempuh sebagai respons dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperbaiki kualitas udara di ibu kota.
[Gambas:Video CNN] (ctr/wis)