Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum DPP Gerakan Nasional Rakyat Cinta NKRI Hendrik Yance menduga ada kelompok
radikal yang memanfaatkan aksi di
Manokwari,
Papua Barat pada Senin lalu (19/8) hingga membuat massa melakukan perusakan atau vandalisme.
Diketahui, massa aksi protes sempat membakar gedung DPRD Papua Barat, sejumlah bangunan, serta beberapa mobil.
Hendrik mengatakan bahwa masyarakat Papua cinta damai. Namun akibat hasutan kelompok radikal, masyarakat setempat jadi melakukan perusakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Manokwari beberapa fasilitas negara dirusak. Nah itu berarti massa yang melakukan demonstrasi telah disusupi oleh kelompok-kelompok radikal yang ingin memancing di air keruh," kata Hendrik di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Selasa (20/8).
Hendrik menyebut kelompok radikal tersebut sengaja menggunakan isu rasialisme di Surabaya untuk menyulut amarah masyarakat Papua. Mereka juga menambahkan hoaks terkait kejadian tersebut.
Oleh sebab itu, Hendrik meminta seluruh tokoh, khususnya tokoh Papua untuk turun tangan mencegah perpecahan di Papua. Dia berharap tokoh-tokoh masyarakat setempat tidak tinggal diam.
"Saya meminta semua
stakeholder anak bangsa dari Sabang sampai Merauke, terkhusus tokoh-tokoh Papua untuk mendinginkan situasi politik yang memanas di tanah Papua. Jangan lagi kita memanas-manasi situasi yang berkembang di tanah Papua," ujarnya.
Hendrik sendiri mendukung aksi unjuk rasa masyarakat Papua menentang rasialisme. Namun, ia meminta hal itu dilakukan sesuai prosedur hukum yang berlaku.
Ia menentang keras aksi unjuk rasa yang berujung perusakan. Dia pun menentang jika aksi dilakukan untuk menyuarakan kemerdekaan atau memisahkan Papua dari Indonesia.
"Saya tekankan bahwa Papua adalah kita, kita adalah Papua. Papua adalah Indonesia," tegasnya.
Sebelumnya, situasi di beberapa daerah di Provinsi Papua dan Papua Barat memanas sejak Senin (19/8). Warga setempat menggelar aksi protes dengan turun ke jalan.
Sejumlah bangunan juga dirusak. Beberapa mobil pun dibakar.
Situasi di beberapa daerah sudah mulai kondusif. Akan tetapi, situasi keamanan di Sorong, Papua Barat masih belum kondusif.
Massa masih memblokade sejumlah jalan. Aparat kepolisian juga telah menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.
Situasi yang memanas di sejumlah daerah merupakan buntut peristiwa yang terjadi di Surabaya dan Malang, Jawa Timur pada Jumat lalu (16/8).
Asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya dikepung oleh berbagai elemen masyarakat yang menduga ada perusakan bendera merah putih. Puluhan mahasiswa lalu diamankan aparat untuk dimintai keterangan. Tak lama kemudian, mereka dipulangkan kembali.
[Gambas:Video CNN] (bmw/dhf/sur)