Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (
Capim KPK) Jasman Panjaitan menyebut maraknya operasi tangkap tangan (
OTT) semata untuk menutupi kelemahan lembaga antirasuah itu.
Menurut pensiunan jaksa ini, OTT dilakukan KPK lantaran tidak bisa mengungkap kerugian negara.
"KPK sekarang hanya menonjolkan OTT karena ingin menutupi kelemahan mereka di satu sisi, karena enggak bisa mengungkap kerugian negara," ujar Jasman saat uji publik di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (28/8)
Jasman berjanji jika dirinya terpilih menjadi pimpinan lembaga antirasuah jilid V periode 2019-2023, dia tak akan mengandalkan OTT. Menurut dia perkara yang berawal dari OTT tak banyak mengembalikan kerugian keuangan negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kelemahan OTT pengembalian ke negara kecil. Jangan mengandalkan OTT," kata dia.
Jasman menyebut dirinya bakal berusaha mengembalikan kerugian keuangan negara. Salah satunya dengan menggunakan pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU).
"Pasti (terapkan Pasal TPPU)," Jasman menegaskan.
Adapun pada hari ini, Panitia seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi 2019 kembali melakukan tes wawancara dan uji publik terhadap terhadap tujuh kandidat komisioner KPK. Uji publik hari kedua ini masih berlangsung di Kantor Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Rabu (28/8).
Tujuh orang capim KPK yang akan menjalani uji publik hari ini berasal dari latar belakang profesi berbeda. Mulai dari pengacara, jaksa, hakim, hingga dosen. Mereka diantaranya yakni, Direktur Tata Usaha Negara pada Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara Kejaksaan Agung, Johanis Tanak; advokat yang juga mantan Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Lili Pintauli Siregar.
Selain itu, ada akademisi Luthfi Jayadi Kurniawan; Mantan Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung yang saat ini sudah pensiun, M Jasman Panjaitan, hakim Pengadilan Tinggi Bali, Nawawi Pomolango; dosen Neneng Euis Fatimah dan dekan Fakultas Hukum Universitas Jember Nurul Ghufron.
[Gambas:Video CNN] (sah/arh)