Antisipasi Kabut Asap, Pemerintah Siapkan Rumah Singgah

CNN Indonesia
Jumat, 13 Sep 2019 04:10 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya berkoordonasi dengan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek untuk menyediakan rumah singgah bagi warga yang terdampak asap karhutla.
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar berkoordinasi dengan Menkes Nila Moeloek soal rumah singgah korban karhutla. (REUTERS/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengaku sudah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek untuk menangani dampak asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah wilayah.

Salah satu langkah yang akan diambil untuk mengantisipasi kabut asap karhutla adalah menyediakan rumah singgah bagi masyarakat terdampak.

"Saya juga pagi ini sudah dengan komunikasi dengan Menkes untuk penanganan hadapi asap seperti soal [penyediaan] rumah singgah," kata Siti dalam keterangan tertulis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siti mengatakan kondisi terkini penanganan kabut asap karhutla akan dilaporkan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Doni Monardo dan jajaran pemerintahan daerah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

"Juga akan dilaporkan oleh Kepala BNPB situasi daerah dan oleh jajaran daerah Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng dan Kalsel," ujarnya.

Lebih lanjut, Siti mengatakan kemarin juga sudah melaporkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto terkait kondisi penanganan karhutla. Menurutnya, akan dilakukan rapat koordinasi di Kantor Kemenko Polhukam , besok Jumat 13 September.

"Jajaran daerah yaitu gubernur, Panglima TNI dan Kapolda secara terbatas dan akan intens dengan beberapa menteri dan Panglima TNI serta Kapolri dan Kepala BNPB , BMKG, BPPT dan LAPAN," tuturnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta kepada masyarakat untuk terus mewaspadai sebaran asap akibat dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Indonesia khususnya Sumatera dan Kalimantan.

Berdasarkan hasil pemantauan citra satelit selama 10 hari terakhir, sejak 1 - 10 September, BMKG telah mengidentifikasi setidaknya terdapat 6.255 titik panas dengan kategori tingkat kepercayaan tinggi di seluruh wilayah Asia Tenggara.

Hasil monitoring BMKG, terdapat juga jumlah titik panas di berbagai wilayah ASEAN dengan tren cenderung naik.

[Gambas:Video CNN] (fra/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER