Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
BNPB) menggandeng Dewan Masjid Indonesia (
DMI) untuk menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa daerah di Sumatra dan Kalimantan.
Kepala BNPB Letjen Doni Monardo mengatakan pihaknya meminta bantuan doa agar hujan alami segera diturunkan di daerah-daerah terdampak karhutla.
"Peran Dewan Masjid Indonesa kami butuhkan agar dalam berbagai kesempatan kerja keras kami perlu diimbangi dengan doa, supaya Tuhan memberikan kemudahan agar relatif tidak lama lagi hujan diturunkan," kata Doni dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Doni menerangkan upaya kerja sama dengan DMI guna melengkapi langkah-langkah penanggulangan yang sudah dilakukan BNPB, seperti pemadaman lewat jalur darat, water bombing, dan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Di kesempatan itu, Sekretaris DMI Munawar Fuad menjelaskan pihaknya membantu lewat dua cara, yaitu bantuan kemanusiaan dan ritual. Bantuan kemanusiaan dilakukan dengan mengerahlan elemen-elemen remaja masjid dan jemaat masjid di daerah.
"Kami minta masjid-masjid dijadikan sebagai pusat singgah, pusat evakuasi, dan kami juga menyebarkan masker dan bantuan lainnya," kata Fuad.
Dalam urusan spiritual, DMI meminta para pendakwah untuk memimpin doa bersama atau istigasah dan melakukan salat meminta hujan atau salat istisqa di daerah-daerah terdampak karhutla.
Fuad juga mengingatkan bahwa karhutla ini sebagai bentuk peringatan bagi Indonesia untuk tidak lagi main-main dalam menjaga alam.
"Ini waktu untuk kita semua taubatan nasuha, agar tidak terjadi lagi," tegasnya.
Karhutla di sejumlah wilayah belum sepenuhnya tuntas. Di Sumatra, khususnya Palembang, seribuan sekolah diliburkan karena dikepung asap. Sementara itu di Sumatra Utara, Kepala BMKG Wilayah 1 Medan Edison Kurniawan mengatakan kualitas udara di Kota Medan sudah tidak sehat.
"Berdasarkan hasil pengukuran kualitas udara di Stasiun Klimatologi Deliserdang hari ini, dapat disimpulkan bahwa umumnya konsentrasi partikulat PM 10 di wilayah Medan dalam kondisi tidak sehat berkisar antara 153.1 - 163 μgram/m3," kata Edison, Senin (23/9/2019).
Dia menjelaskan particulate (PM10) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikrometer. Nilai ambang batas merupakan batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien yaitu NAB PM 10 = 150 μgram/m3.
"Untuk itu kami mengimbau bagi masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan agar memakai masker pelindung," ujar Edison.
[Gambas:Video CNN] (dhf/ain)