Massa Robohkan Pembatas Jalan di Senayan

CNN Indonesia
Selasa, 01 Okt 2019 16:54 WIB
Puluhan massa merobohkan pembatas yang dibentuk polisi untuk menghalau aksi mahasiswa yang akan menuju gedung DPR RI.
Massa Aksi dari HMI. (CNN Indonesia/Ryan Hadi Suhendra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan massa aksi dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berhasil merobohkan barrier yang sejak awal menjadi sekat dengan massa aksi yang berasal dari Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI). Kendati demikian, situasi masih terkendali.

Dalam orasinya, orator dari HMI mengaku kecewa dengan sikap negara yang tidak hadir dalam persoalan kerusuhan berdarah Wamena, Papua. Selain itu menuntut Presiden Joko Widodo meneken Perppu terkait UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sudah disahkan bersama DPR.

Sementara itu, mahasiswa dari BEM SI ada yang masih memilih untuk mendengarkan orasi. Namun beberapa massa aksi perwakilan kampus seperti Universitas Yarsi, Persatuan Islam (Persis) berangsur meninggalkan lokasi sejak pukul 16.00 WIB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah aparat Brimob dan Marinir tetap berjaga. Sementara arus lalu lintas tol dalam kota arah Slipi dan sebaliknya masih normal.

Massa dari mahasiswa tersebut menggelar aksi di kawasan Senayan, tepatnya di dekat Flyover Ladokgi. Mereka terpaksa menggelar demo di kawasan tersebut lantaran diadang oleh pasukan Marinir dan Aparat Kepolisian agar tak merangsek ke kawasan Depan Gerbang Utama DPR RI yang berada di Jalan Gatot Soebroto.

PII dan HMI MPO tampak mengikuti massa aksi BEM SI yang telah berjalan dari arah TVRI menuju Gerbang Utama DPR RI di Jalan Jenderal Gatot Subroto.

Kurang lebih, massa dari PII dan HMI DPI berjumlah 50 orang. Saat Mahasiswa Pedemo yang berasal dati BEM SI tak bisa maju ke Gerbang Utama DPR lantaran telan dihadang oleh pasukan Marinir dan Aparat kepolisian, PII dan HMI pun ikut tertahan.

Mereka berdiri tepat di belakang massa BEM SI, tepatnya persis di bawah kolomg jembatan Ladogi. Karena mengetahui tak bisa lagi bergerak, Ketua Umum HMI MPO Zuhad Aji Firmantoro pun langsung berorasi. Padahal orator BEM SI juga tengah berorasi di depan mereka.

"Hukum di negeri ini telah mati. KPK telah mati dan telah menjadi alat kepolisian kedepannya. Revisi UU KPK merupakan kesalahan terbesar negara," kata Ketua Umum HMI MPO Zuhad Aji Firmantoro, Selasa (1/10).

"Mari kita menyapa kawan-kawan BEM SI di depan sana. Kedatang kita untuk membantu dan memperkuat solidaritas. Lawan! Lawan! Lawan!" lanjutnya.

Kurang lebih jarak antara kedua massa ini sekitar 100 meter. Jika dilihat dari jauh memang nampak massa yang sama. Hanya saja memiliki komandan yang berbeda. Ibaratnya dalam satu aksi ada dua orator yang berbeda.


Juru Bicara BEM SI Erfan Kurniawan menyebut harusnya ada sekitar 5.000 mahasiswa yang berasal dari berbagai kampus yang hadir. Kampus-kampus itu antara lain UNJ, UPN Jakarta, UI, Universitas Siliwangi, Unpad, UNS Surakarta, dan sejumlah universitas lain dari daerah di luar DKI Jakarta.

Namun, hingga pukul 12.00 WIB banyak mahasiswa yang belum sampai ke titik kumpul karena terhadang petugas. Dari pantauan CNNIndonesia.com hanya ada ratusan mahasiswa yang hadir dalam demonstrasi ini.

"Ada tadi dihadang di stasiun, di masjid-masjid juga banyak. Alasannya enggak boleh ke sini karena enggak ada izin, padahal kami sudah punya izinnya," kata Erfan.

Hingga saat ini, mahasiswa yang sudah berada di kawasan Senayan masih belum diizinkan masuk ke depan gedung DPR. Mereka pun berorasi hingga menggelar aksi teatrikal di hadapan para aparat kepolisian dan Marinir.

[Gambas:Video CNN] (tst/ryn/dal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER