Jakarta, CNN Indonesia -- Sekelompok
petani dari berbagai daerah diadang
kepolisian di Patung Kuda saat jalan kaki menuju Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (10/10). Aksi massa dicegat pagar berduri dan barikade aparat kepolisian.
Mereka memohon kepada aparat diberikan kesempatan untuk merapat ke Istana. Mereka bercerita sudah berkorban untuk menyampaikan aspirasi ke Jokowi.
"Kami cuma mau ke Istana, Istana milik kami. Kami mau ketemu Pak Presiden yang selama ini kami cuma lihat di TV. Kami ngutang, Pak, ke sini. Yang punya kambing, jual kambing," kata orator Lucius Sugianto, petani dari Kediri, di atas mobil komando.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lucius menegaskan kaum petani tak ada niat melakukan tindakan anarkistis. Massa memastikan tak ada agenda menuntut Jokowi untuk turun dari jabatannya sebagai Presiden.
Dia meminta kepolisian membukakan jalan. Lucius bahkan siap menjamin aksi unjuk rasa kali ini tak akan berujung ke aksi kekerasan. Ia juga meminta para petani menangkap orang-orang yang coba menyusup.
"Bapak ibu, kalau ada yang anarkis, tangkap saja. Saya pastikan itu bukan petani. Saya tidak mau perjuangan suci ini dirusak pihak yang mau mengadu domba kita," ucapnya.
Ribuan petani dari berbagai daerah yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Perhutanan Sosial Indonesia berniat bertemu Jokowi hari ini. Mereka hendak menyampaikan enam tuntutan terkait perhutanan sosial.
[Gambas:Video CNN]Di antaranya, mereka mendukung penuh pelantikan Presiden Joko Widodo. Mereka juga mendukung Jokowi melaksanakan perhutanan sosial di Indonesia, melalui ijin pemanfaatan hutan perhutanan sosial (IPHPS).
Kaum petani pun menuntut penyerahan SK IPHPS sebanyak kurang lebih 8.800 hektare di Jawa Tengah, percepatan verifikasi 61 usulan Gerakan Masyarakat Perhutanan Sosial Indonesia seluas 49.262 hektare.
Petani juga meminta Jokowi Membentuk badan khusus di bawah presiden untuk melakukan percepatan redistribusi areal perhutanan sosial di Indonesia dan penataan produksi pasca SK.
(dhf/ain)