Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Bidang Humas
Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono merespons laporan yang dibuat
mahasiswa terkait dugaan penganiayaan oleh aparat kepolisian saat demo 24 September lalu. Laporan itu disampaikan ke Propam Polda Metro Jaya.
Argo mempersilakan setiap orang untuk melaporkan kasus penganiayaan jika merasa dirugikan aparat. Menurutnya, pembuatan laporan ke Propam merupakan hak setiap masyarakat.
"Silakan saja membuat laporan, itu hak masyarakat jika merasa dirugikan," kata Argo saat dikonfirmasi, Selasa (15/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Argo mengklaim laporan yang diterima oleh Propam bakal ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur.
"Untuk tindak lanjutnya (penyelidikan laporan) merupakan kewenangan Provos, kita tunggu saja," ujar Argo.
Sebelumnya, dua mahasiswa Universitas Krisnadwipayana yakni Gusti Aji Pangestu dan Mohammad Yoverly melaporkan penganiayaan oleh aparat kepolisian saat demo 24 September ke Propam Polda Metro Jaya. Keduanya menjadi korban penganiayaan pasukan berseragam Polri.
Gusti menceritakan, saat kejadian dirinya dan Yoverly berusaha melarikan diri dari kejaran aparat saat terpisah dari rombongan. Ketika itu, keduanya berada di sekitar flyover Ladogi, sedangkan rombongan lainnya berkumpul di Bendungan Hilir.
Saat berusaha melarikan diri, kata Gusti, ia dan Yoverly kemudian dipanggil oleh aparat kepolisian. Aparat itu, lalu mengancam keduanya jika terus berusaha melarikan diri.
"Kebetulan ada satu polisi yang melihat saya berdua, dia mengancam kalau saya lari, nanti saya mau ditembak kaki, akhirnya saya turutin saja kata-kata dia," tutur Gusti, Senin (14/10).
Namun, setelah menyerahkan diri, aparat kepolisian justru melakukan penganiayaan terhadap mereka. Akibatnya, keduanya pun mengalami luka di bagian kepala maupun tangan.
Laporan itu diterima oleh pihak Propam dengan nomor laporan LP/44/X/REN.4.1.1/2019/Subbagyaudan tanggal 14 Oktober.
Pihak terlapor dalam laporan itu yakni Gusti Aji Pangestu. Sedangkan pihak terlapor yakni anggota Brimob dan Sabhara PMJ ploting Senayan pada 24 September 2019.
[Gambas:Video CNN] (dis/pmg)