NasDem Beri Sinyal jadi Mitra Kritis Jokowi

CNN Indonesia
Senin, 21 Okt 2019 18:40 WIB
Ketua DPP NasDem Irma Suryani memberi sinyal jadi mitra kritis pemerintahan Jokowi bila semua parpol bergabung dalam kabinet selama lima tahun ke depan.
Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago saat masih Jubir TKN Jokowi-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019. (CNN Indonesia/Ramadhan Rizki Saputra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago memberi sinyal akan menjadi mitra kritis bagi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin bila semua parpol bergabung dalam kabinet selama lima tahun ke depan.

"Dengan menjadi mitra kritis maka NasDem telah melaksanakan dua fungsi, fungsi sebagai Pengawal presiden sekaligus juga menjadi penyambung aspirasi rakyat," kata Irma saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Senin (21/10).

Sikap itu diambil tak lepas dari sikap beberapa partai politik yang awalnya berseberangan dengan Jokowi di Pilpres 2019 kini mulai merapat ke pemerintahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Senin petang tadi, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto didampingi Wakil Ketua Umum Parpol tersebut, Edhy Prabowo, mendatangi Istana Kepresidenan dan menyatakan menerima tawaran masuk kabinet Jokowi.

Lebih lanjut, Irma mengatakan NasDem akan mengambil peran untuk melakukan fungsi mekanisme pengawasan terhadap kekuasaan pemerintahan. Ia tak ingin fungsi kontrol terhadap kekuasaan itu tak berjalan tatkala seluruh parpol berada di dalam pemerintahan.

"Harus dipahami bahwa jika semua parpol berada di dalam, lalu siapa yg Akan melakukan check and balance?" kata dia.

Melihat itu, Irma menyatakan Ketua Umum NasDem, Surya Paloh akan menjadikan parpol tersebut agar dapat memfasilitasi aspirasi masyarakat. Sebab, mereka tak ingin muncul parlemen jalanan akibat tak adanya saluran parpol untuk memfasilitasi aspirasi tersebut.

"Menjadi pengawal pemerintah sekaligus sebagai penyambung aspirasi rakyat itu tepatnya sikap Nasdem," kata dia.

Selain itu, Irma menanggapi soal Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat yang menolak ditawarkan menjadi menteri di pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Alasannya, kata Irma, Viktor lebih memilih tetap menjadi gubernur ketimbang menteri.

"Ya [menolak], Beliau lebih memilih tetap sebagai Gubernur," kata Irma.

[Gambas:Video CNN]

Sebelumnya, Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya menilai aspirasi masyarakat NTT banyak yang meminta agar Viktor tetap memimpin provinsi ketimbang menjadi menteri Jokowi.

"Banyak aspirasi rakyat dan tokoh-tokoh masyarakat dan agama NTT meminta ke presiden untuk Viktor tetap memimpin NTT," kata Willy saat dihubungi wartawan, Senin (21/10).

Hari ini, Jokowi menunaikan janjinya pada hari pelantikan yakni memperkenalkan bakal calon menteri di kabinetnya. Sejak pagi tadi, sebelum Prabowo dan Edhy datang ke Istana Kepresidenan, sejumlah tokoh pun datang menemui Jokowi. Usai pertemuan, mereka pun mengaku telah ditawari kursi menjadi menteri Jokowi.

(rzr/asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER