Jakarta, CNN Indonesia -- Eks Juru Bicara
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto menyebut
Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi tak berakal karena berniat melarang penggunaan
cadar masuk instansi pemerintah.
Ismail berkukuh penggunaan cadar merupakan pengamalan aturan agama. Namun Fachrul yang juga beragama Islam malah melawan aturan agamanya sendiri, kata Ismail.
"Sejelek-jeleknya cadar itu tetap pendapat agama. Kalau rok mini, sebaik-baik rok mini itu bukan pendapat agama. Mestinya Menag itu perannya ke sana. Jadi ini tidak terdidik, artinya tidak berakal," kata Ismail dalam diskusi "Masa Depan Umat Lima Tahun ke Depan" di Geding Joeang 45, Jakarta, Kamis (31/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyampaikan nasib umat Islam dalam lima tahun ke depan tercermin dalam pernyataan-pernyataan Fachrul sejak dilantik. Menurutnya, Fachrul sudah memerangi umat Islam dengan ucapan-ucapan menyakitkan.
Ismail menyebut keadaan ini ironis. Sebab Negara menganggap pengamalan ajaran agama sebagai hal yang patut disoroti. Padahal Indonesia merupakan negara mayoritas muslim.
Dia menilai pernyataan Fachrul sebagai cerminan rezim Presiden Joko Widodo yang mengidap islamophobia atau alergi terhadap agama Islam.
Ismail juga menyebut dengan kebijakan pembatasan penggunaan cadar, maka pemerintahan Jokowi sudah menjadikan Indonesia sebagai negara yang sekuler atau memisahkan urusan agama dan urusan negara.
"Jadi ini jenis sekularisme yang islamofobik, sekularisme yang radikal, yang tidak ramah, tidak terdidik, dan berakal. Tidak ramah, kepada siapa? majority penduduk negeri ini," ujarnya.
[Gambas:Video CNN]Sebelumnya, Menag Fachrul Razi berencana melarang pengguna niqab atau cadar untuk masuk ke instansi milik pemerintah. Aturan itu rencananya bakal dituangkan dalam peraturan menteri agama demi alasan keamanan.
"Memang nantinya bisa saja ada langkah-langkah lebih jauh, tapi kita tidak melarang niqab, tapi melarang untuk masuk instansi-instansi pemerintah, demi alasan keamanan. Apalagi kejadian Pak Wiranto yang lalu," kata Fachrul dalam Lokakarya Peningkatan Peran dan Fungsi Imam Tetap Masjid di Hotel Best Western, Jakarta, Rabu (30/10).
(dhf/gil)