Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai NasDem
Surya Paloh meminta para kadernya agar selalu berbesar hati ketika dihujani kecurigaan oleh pihak lain. Dia menegaskan bahwa
NasDem adalah partai baru sehingga mesti tahu diri.
Paloh menyampaikan itu dalam pembukaan
Kongres NasDem ke-2 di JiExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat malam (8/11).
"Walaupun diterpa segala macam sinisme, kecurigaan, kita berbesar hati. Kita memang berusia baru 8 tahun sebagai parpol," ucap Paloh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka pada kongres kedua ini, saya yakin dan percaya, spirit kita harus tahu diri. Kita harus tahu diri," lanjutnya.
Paloh mengamini NasDem mengalami peningkatan dalam jumlah perolehan kursi di DPR melalui pemilu. Pada 2014, NasDem mendapat 36 kursi DPR. Lalu melalui Pemilu 2019, NasDem memperoleh 59 kursi.
Paloh mengatakan pencapaian itu patut disyukuri sebagai hasil kerja keras bersama. Meski begitu, Paloh menekankan kepada para kader NasDem untuk tahu diri selaku partai baru.
"Sebagai partai baru, harus lebih banyak belajar dari saudara-saudara kita yang lebih senior," imbuhnya.
Paloh juga mengatakan pembelajaran tidak cuma bisa dilakukan dari partai politik yang lebih dulu terbentuk. Tidak ada salahnya jika menimba ilmu dari pihak lain yang lebih muda dari NasDem.
"Pepatah lama mengatakan, tidak ada salahnya kita belajar dari orang yang lebih muda, yang lebih anak-anak dari kita," tuturnya.
[Gambas:Video CNN]NasDem menggelar Kongres ke-2 di JiExpo, Kemayoran, Jakarta pada 8-11 November. Kongres dibuka dengan sambutan dari Ketua Umum Surya Paloh.
Agenda Kongres yakni penyusunan pengurus DPP dan penyusunan program-program NasDem untuk 5 tahun ke depan. Sejauh ini, sejumlah pengurus menyebut Surya Paloh sangat berpotensi kembali menjabat sebagai Ketua Umum.
NasDem mengundang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Kongres. Mantan Mendikbud itu bahkan diberi waktu untuk memberi sambutan di hari pembukaan kongres.
Anies menyampaikan beberapa hal. Salah satunya tentang kaitan antara persatuan dan pemerataan ekonomi. Menurutnya, persatuan akan menghadapi kendala jika ketimpangan ekonomi masih ada di masyarakat Indonesia.
(mjo/asa)