Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (
BNPT) mengklaim telah memberikan informasi intelijen kepada Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri sebelum
Wiranto diserang menggunakan senjata tajam oleh pasangan suami istri di Pandeglang, Banten pada 10 Oktober lalu. Kala itu Wiranto masih menjabat Menko Polhukam RI.
Demikian disampaikan Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT Brigjen Pol Budiono Sandi saat merespons pertanyaan dari anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDIP Marinus Gea dalam Rapat Kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Kamis (21/11).
Budiono mengatakan informasi yang diberikan pihaknya tersebut terkait dengan jaringan terorisme di Pandeglang yang berpotensi melakukan serangan terorsime.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sampaikan bahwa dalam kasus kejadian Wiranto dari BNPT sudah memberi masukan. Kami input pada Polri khususnya Densus 88, baik berupa informasi intelijen dan lainnya, mengenai jaringan teroris yang ada di Pandeglag yang berpotensi melakukan serangan terorsime," kata Budiono.
Meskipun begitu, Budiono memperkirakan Densus 88 sebagai pihak yang memiliki kewenangan dalam melakukan penindakan mempunya mekanisme tersendiri dalam merespons informasi yang diberikan pihaknya.
Lebih dari itu, Budiono tidak menjawab secara lugas saat Marinus mengonfirmasi kembali bahwa BNPT sudah mendeteksi potensi kejadian yang akan dialami Wirato. Dia hanya berkata ancaman teror di Pandeglang dengan ancamannya sudah disampaikan BNPT ke Densus 88.
"Potensi untuk ancaman teror di Pandeglang dengan ancaman itu sudah kita berikan kepada Densus," katanya.
[Gambas:Video CNN]Wiranto mengalami penusukan di Pandeglang, Kamis (10/10) lalu. Wiranto dikabarkan tertusuk tiga kali di bagian perut sebelah kiri.
Selain Wiranto, Kapolsek Menes Kompol Daryanto juga mendapat serangan di waktu yang sama. Daryanto dirawat di RSUD Berkah, Pandeglang.
Kepolisian mengklaim penusuk Wiranto dan Daryanto adalah suami istri. Mereka disebut bagian dari jaringan teroris JAD yang sudah tiga bulan dipantau kepolisian.
(mts/kid)