
Mahfud Jelaskan Beda Sogokan Pilkada Langsung dan Lewat DPRD
Tim, CNN Indonesia | Jumat, 13/12/2019 00:42 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menjelaskan ekses negatif dari penyelenggaraan pilkada langsung maupun tak langsung melalui DPRD telah menimbulkan politik uang yang sangat besar.
Mahfud lantas menyatakan karakteristik politik uang yang ditimbulkan dalam gelaran pilkada langsung sifatnya eceran karena harus menyogok masyarakat secara langsung untuk mendulang suara.
"Harapannya tak ada politik uang. Tapi kemudian sama aja... Ternyata kalau lewat rakyat itu eceran, sama saja, tambah boros. Sama. Itu eksperimen dari pilkada kita," kata Mahfud di Inews Tower, Jakarta, Kamis (12/12).
Sama seperti Pilkada langsung, Mahfud menyatakan pemilihan tak langsung melalui DPRD juga menimbulkan ekses yang sama. Bahkan, politik uang yang ditimbulkan lebih masif melalui cara 'borongan' dengan menyogok anggota DPRD.
"Kalau lewat DPRD politik uangnya itu borongan, lewat agen-agen," kata dia.
Tak berhenti sampai di situ, Mahfud mengatakan ekses negatif pemilihan tak langsung membuat DPRD menjadi institusi yang kerap mendominasi kepala daerah. Hal itu pernah terjadi saat masa orde baru berkuasa puluhan tahun silam.
Kala itu, Mahfud bercerita bahwa DPRD kerap melakukan teror kepada kepala daerah dengan berbagai ancaman. Semisal ancaman laporan pertanggungjawabannya ditolak hingga ancaman pelengseran terhadap kepala daerah.
"Korbannya dulu ada kepala daerah di Riau ada. Diteror lalu dilengserkan," kata dia.
Melihat hal itu, Mahfud berpandangan pilkada langsung dengan segala plus minusnya merupakan mekanisme yang sudah menjadi pilihan rakyat saat ini.
Mahfud juga menjelaskan bahwa perkembangan demokrasi di Indonesia belakangan ini tak terlalu mengecewakan dengan digelarnya pilkada langsung.
Ia merinci bahwa indeks persepsi demokrasi Indonesia pada 2017 menyentuh angka 72.18. Angka itu mengalami kenaikan pada 2018 lalu yang menyentuh 72.39.
"Mudah-mudahan 2019 pemilu kemarin itu naik. Dan yang akan datang, mari kita bersama-sama jaga pilkada ini agar meningkatkan kualitas demokrasi kita," kata dia.
[Gambas:Video CNN] (rzr/pmg)
Mahfud lantas menyatakan karakteristik politik uang yang ditimbulkan dalam gelaran pilkada langsung sifatnya eceran karena harus menyogok masyarakat secara langsung untuk mendulang suara.
"Harapannya tak ada politik uang. Tapi kemudian sama aja... Ternyata kalau lewat rakyat itu eceran, sama saja, tambah boros. Sama. Itu eksperimen dari pilkada kita," kata Mahfud di Inews Tower, Jakarta, Kamis (12/12).
Sama seperti Pilkada langsung, Mahfud menyatakan pemilihan tak langsung melalui DPRD juga menimbulkan ekses yang sama. Bahkan, politik uang yang ditimbulkan lebih masif melalui cara 'borongan' dengan menyogok anggota DPRD.
"Kalau lewat DPRD politik uangnya itu borongan, lewat agen-agen," kata dia.
![]() |
Kala itu, Mahfud bercerita bahwa DPRD kerap melakukan teror kepada kepala daerah dengan berbagai ancaman. Semisal ancaman laporan pertanggungjawabannya ditolak hingga ancaman pelengseran terhadap kepala daerah.
"Korbannya dulu ada kepala daerah di Riau ada. Diteror lalu dilengserkan," kata dia.
Melihat hal itu, Mahfud berpandangan pilkada langsung dengan segala plus minusnya merupakan mekanisme yang sudah menjadi pilihan rakyat saat ini.
Mahfud juga menjelaskan bahwa perkembangan demokrasi di Indonesia belakangan ini tak terlalu mengecewakan dengan digelarnya pilkada langsung.
Ia merinci bahwa indeks persepsi demokrasi Indonesia pada 2017 menyentuh angka 72.18. Angka itu mengalami kenaikan pada 2018 lalu yang menyentuh 72.39.
"Mudah-mudahan 2019 pemilu kemarin itu naik. Dan yang akan datang, mari kita bersama-sama jaga pilkada ini agar meningkatkan kualitas demokrasi kita," kata dia.
[Gambas:Video CNN] (rzr/pmg)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
LIHAT SEMUA
Berita Daerah Terbaru
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

TNI: Kapal Selam Nanggala dalam Posisi Diam, Tak Ada Suara
Nasional • 1 jam yang lalu
Cari Kapal Selam Nanggala, KRI Deteksi Titik Magnet Kuat
Nasional 1 jam yang lalu
Satgas Ungkap Ada WN India Masuk Indonesia Positif Covid
Nasional 1 jam yang lalu