Jakarta, CNN Indonesia -- Kemunculan puluhan
ular kobra di sebuah perumahan kawasan Citayam,
Depok, membuat geger warga sekitar. Ular cobra juga muncul di sejumlah wilayah lain di Jabodetabek, menyebabkan beberapa korban dilarikan ke rumah sakit karena mendapat gigitan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita menjelaskan beberapa rumah sakit di Kota Depok sebetulnya telah lama menyediakan serum antibisa ular sejak lama.
"Memang itu sudah biasa kita siapkan. Cuma karena ini sedang viral, orang jadi bertanya-tanya. Tapi secara rutin kita siapkan," ujar Novarita saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Kamis (19/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut 9 rumah sakit di Kota Depok yang menyediakan serum antibisa ular:
1. RSUD Kota Depok, Jl. Raya Muchtar No. 99, Sawangan Lama, Kec. Sawangan.
2. RS. Citra Arafiq, Jl. Perindustrian No. 53, Bakti Jaya, Kec. Sukmajaya.
3. RS. Sentra Medika, Cisalak Kec. Sukmajaya.
4. RSU Hasanah Graha Afiah (HGA), Jl. Raden Saleh, No. 42, Sukmajaya, Kec. Sukmajaya.
5. RS Universitas Indonesia (UI), Pondok Cina, Kec. Beji.
6. RS. Meilia, Jl. Arternatif Cibubur, KM. 1, Harjamukti, Kec. Cimanggis.
7. RSU. Bakti Yudha, Jl. Raya Sawangan No. 2, Pancoran Mas, Kec. Pancoran Mas.
8. RS. Mitra Keluarga, Jl. Margonda Raya, Depok, Kec. Pancoran Mas.
9. RS. Tugu Ibu, Jl. Raya Bogor, No. Km. Mekarsari, Cimanggis.
Untuk mengantisipasi kembali jatuh korban, Novarita menghimbau kepada warga agar rutin membersihkan lingkungan. Bila ada korban, ia meminta agar segera melakukan pertolongan pertama dan cepat melarikannya ke rumah sakit.
"Sebelumnya juga dilakukan pertolongan pertama, dengan mengikat bagian yang lebih tinggi daripada yang digigit. Kemudian lukanya itu dibersihkan," jelas Novarita.
Pada Minggu (15/12), seorang bocah bocah berusia delapan tahun, Rifky Ahmad Saputra menjadi korban gigitan ular kobra saat bermain dengan temannya.
Sebelum dilarikan ke rumah sakit, Ayah Rifky, Hilman, melakukan pertolongan pertama dengan mengikat bagian tangan yang kena gigitan. Namun, oleh dokter tindakan Hilman dinilai keliru.
"Tapi kondisi dengan diiket salah. Enggak boleh, harusnya biarin aja," ujar Hilman, Rabu (18/12).
(thr/wis)