Tema Rakernas 'Jalur Rempah' dan Dorongan PDIP Bentuk BRN

CNN Indonesia
Senin, 23 Des 2019 22:36 WIB
PDIP menilai optimalisasi pengembangan Iptek nasional masih jauh dari harapan, perlu ada penguatan melalui Badan Riset Nasional (BRN).
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mendorong pemerintah segera membentuk Badan Riset Nasional (BRN). (CNN Indonesia/Joko Panji Sasongko)
Jakarta, CNN Indonesia -- PDI Perjuangan mendukung wacana Presiden Joko Widodo membentuk Badan Riset Nasional (BRN) yang disampaikan beberapa waktu lalu. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto meyakini pembentukan BRN akan meningkatkan industri pangan di Indonesia.

Hasto mengatakan hal ini juga seiring dengan tema 'jalur rempah' yang diangkat PDIP dalam rapat kerja nasional (rakernas) I 2020 pada Januari mendatang.

"Pengembangan industri terkait rempah-rempahan di Indonesia akan semakin maju lewat riset dan penelitian yang lebih kuat melalui Badan Riset Nasional," ujar Hasto dalam diskusi jelang rakernas PDIP di Gedung DPP PDIP, Jakarta, Senin (23/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Jokowi menyampaikan pembentukan BRN agar Indonesia tidak tertinggal dalam era disrupsi teknologi yang ada saat ini. Jokowi mengatakan anggaran untuk riset di kementerian atau lembaga yang cukup besar selama ini belum terlihat hasilnya.
Hasto menyebut perlu upaya mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui riset dan inovasi. Dengan demikian, sambungnya, hasil bumi seperti rempah-rempat dapat diolah maksimal.

"Semuanya harus melalui pendekatan menjaga lingkungan alam sehingga sustainability-nya dapat kita jaga dengan baik," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Quality Director Mustika Ratu, Devita Agus menjelaskan salah satu kelemahan Indonesia adalah penerapan teknologi tradisional. Bahkan berdasarkan pengamatan pihak Mustika Ratu, kualitas teknologi yang diterapkan petani turun karena mahalnya harga pupuk dan ketiadaan modal.
[Gambas:Video CNN]
"Maka kita berharap ada dukungan dari pemerintah soal standar mutu dan penguatan sektor hilir, misalnya dengan memperbanyak industri pengelolaan rempah," ucapnya.

Di sisi lain, sejarawan rempah asal Universitas Padjajaran Fadly Rahman, mengingatkan besarnya potensi industri rempah di Indonesia. Ia mengusulkan pemerintah membuat program yang menyebarkan pengetahuan rempah-rempah melalui sarana seperti museum atau pelaku pameran.

"Perlu juga dilakukan program edukasi di sektor pendidikan dan publik terkait pembudidayaan rempah-rempah dan pemanfaatan untuk kesehatan dan kuliner," ujarnya. (psp/ain)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER