Surabaya, CNN Indonesia -- Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kota Surabaya, Jawa Timur mengirim sejumlah personel tim penyelamat ke
Jakarta untuk membantu evakuasi korban dan penanganan
banjir di ibu kota.
Mereka diberangkatkan sejak Kamis (2/1) malam, dan sudah tiba di posko evakuasi korban banjir di Jakarta Jumat (3/1) pagi.
Kepala Seksi Operasi dan Kesiapsiagaan Kantor SAR Surabaya, Al Amrad mengatakan bantuan personel tim penyelamat ini dilakukan sebagaimana permintaan Kantor Badan SAR Nasional (Basarnas) agar beberapa Kantor SAR daerah dapat membantu Kantor SAR Jakarta dalam penanganan banjir sejak Rabu (1/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diperkirakan cuaca ekstrim terjadi hingga pertengahan bulan ini sehingga rencananya bantuan tenaga personil akan berada di Jakarta sampai pertengahan bulan Januari ini," ujar Al Amrad.
Lebih lanjut, para rescuer ini juga dibekali alat pelindung diri (APD) seperti helm safety, life jacket, booties, serta peralatan rescue seperti tali webbing, carabiner, headlamp, senter, matras, dan throw bag.
Selain itu, Al Amrad juga mengatakan tim rescuer dari Surabaya tidak hanya menyiapkan alat rescue, namun juga mempersiapkan kesehatan fisik. Hal ini lantaran sejumlah lokasi banjir di Jakarta lebih dari satu meter.
"Ketinggian air mencapai 1 meter bahkan beberapa lokasi bisa lebih dari itu. Jadi kondisi fisik dan stamina rescuer juga penting untuk diperhatikan ketika melakukan operasi agar kuat dalam menghadapi medan dan cuaca yang tidak menentu," katanya.
Selain Surabaya, Kantor SAR lain yang diminta mengirimkan personel, yakni SAR Semarang, Yogyakarta, Denpasar, Lampung, Pekanbaru, Pontianak, Banjarmasin, Palembang, Mataram, Balikpapan, dan Bandung.
[Gambas:Video CNN]Buka Help Desk Call Center BencanaSementara itu Pemerintah Provinsi Jawa Timur membuka help desk call center bencana. Langkah itu merupakan upaya kesiapsiagaan dan ketanggapdaruratan dalam mengantisipasi terjadinya bencana.
"Help desk call center ini merupakan layanan informasi atau pengaduan yang berkaitan dengan bencana alam. Untuk itu, masyarakat dapat menghubungi call center dan medsos Pemprov Jatim," kata Plt Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Jatim, Aries Agung Paewai di Surabaya, Jumat (3/1).
Aries mengatakan, masyarakat bisa menghubungi call center Pemprov Jatim terkait bencana di nomor 0812-3178-0000 dan 0813-3200-9050. Selain itu ada pula akun media sosial twitter: @JatimPemprov dan facebook: Pemprov Jawa Timur.
Aries menjelaskan, setelah informasi masyarakat masuk di call center, maka petugas yang bekerja 24 jam akan men-delivered hal tersebut kepada organisasi perangkat daerah (OPD) teknis.
Di antaranya taknu BPBD, Dinkes, Dinsos, Dinas PUSDA, Dinas PU Bina Marga, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan dan Bakorwil untuk penanganan lebih lanjut.
"Koordinasi dan sinergi antar OPD terkait sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi bencana di Jatim. Harapannya dengan adanya help desk call center ini bisa menjadi langkah untuk mengatisipasi ataupun menangani bencana," katanya.
Terpisah, Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya bencana, pihaknya kini telah menyiapkan posko tanggap bencana di beberapa daerah di Jatim. Sedikitnya 16 posko tanggap bencana telah berdiri.
"Polres-polres juga sudah bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk mendirikan posko terutama daerah yang rawan banjir dan rawan bencana longsor," ujar Luki, Jumat.
Luki melanjutkan, posko-posko itu dibangun lengkap dengan tenda untuk evakuasi korban, dapur umum, penyimpanan bahan makanan, serta tim kesehatan.
"Ada 16 tenda yang sudah terpasang digunakan untuk berteduh, lengkap dengan dapur dan (bahan) makanannya, untuk kesehatan juga ada, semuanya sudah ada di tenda-tenda, jadi tanggap bencananya sudah siap," ujarnya.
Posko itu didirikan di daerah rawan banjir, seperti Bondowoso, Lamongan, Gresik, Tuban, dan Ngawi. Sedangkan bencana longsor rawan muncul di kawasan Mataraman, di antaranya Ngawi, Trenggalek, dan Ponorogo.
Selain menyiapkan posko, tim tanggap bencana juga telah menyiapkan alat berat di daerah dataran tinggi atau pegunungan. Hak itu diperlukan untuk evakuasi bencana longsor.
"Alat-alat berat kami geser ke daerah pegunungan, apabila nanti ada longsor, alat berat itu bisa (digunakan) untuk evakuasi," pungkasnya.
(frd/osc)