Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum DPP PDI Perjuangan,
Megawati Soekarnoputri meminta agar perempuan Indonesia bisa percaya diri dan yakin bisa menghasilkan prestasi besar dalam kehidupan. Megawati lantas mencontohkan dirinya yang memiliki identitas sebagai
perempuan berhasil meraih prestasi tertinggi sebagai presiden ke-5 RI.
"Saya tegaskan sebagai perempuan jangan merasa terpinggirkan, jangan merasa perempuan itu
konco wingking, selalu berada di belakang. Tidak. Pada kenyataannya saya bisa membuktikan jadi nomor satu. Presiden perempuan jadi nomor satu. Wakil Presiden perempuan nomor satu," ujar Megawati saat berpidato di Rakernas PDIP, JiExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (10/1).
Diketahui, istilah
konco wingking merujuk pada ungkapan dalam bahasa Jawa yang bermakna bahwa kodrat perempuan adalah berada di "belakang". Tugasnya hanya sekadar menjadi ibu yang melahirkan anak, serta tugasnya hanya memasak makanan, tanpa hak untuk bicara serta berperan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Megawati menyarankan perempuan jangan selalu merasa ditakdirkan untuk tak bisa berprestasi. Ia turut mencontohkan bahwa dirinya baru kembali dari Tokyo usai menerima gelar doktor kehormatan bidang kemanusiaan dari Universitas Soka.
Baginya, salah pesan utama dari pemberian gelar itu adalah bahwa perempuan Indonesia bisa berprestasi.
"Termasuk ketua umum partai politik nomor satu, yang pada hari ini, saya mengucapkan terima kasih kepada kalian semua yang tetap mempercayai saya menjadi ketua umum," kata Megawati.
[Gambas:Video CNN]
Diketahui, Megawati telah memperoleh gelar doktor honoris causa dari delapan universitas, baik dari dalam ataupun luar negeri. Kini gelar itu genap menjadi sembilan.
Ke delapan universitas yang sudah memberikan gelar itu bagi Megawati Waseda University, Tokyo, Jepang, Moscow State Institute of International Relations, Rusia, Korea Maritime and Ocean University, Korea Selatan, Universitas Padjadjaran Bandung, Universitas Negeri Padang, Mokpo National University, Korea Selatan, Institut Pemerintahan Dalam Negeri, serta Fujian Normal University, China.
(rzr/ain)