
Pemerintah Sebut Butuh Banyak Kapal untuk Awasi Perairan
CNN Indonesia | Rabu, 29/01/2020 00:50 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memaparkan saat ini pemerintah memastikan akan lebih fokus memperbanyak kapal untuk disiagakan di wilayah perbatasan.
Hal ini kata Mahfud sempat dibahas saat menggelar Rapat Terbatas (Ratas) di PT PAL Surabaya dengan Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto kemarin, Senin (27/1).
Kata dia, Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) memang perlu dilengkapi demi menjaga wilayah sekaligus mempertahankan kedaulatan negara dari gempuran negara lain.
Kapal-kapal ini kata Mahfud bisa digunakan untuk memagari wilayah Indonesia agar tidak dimasuki secara serampangan oleh pihak lain.
"Kita mencatat bahwa kita harus melengkapi alutsista untuk menjaga wilayah kedaulatan dan wilayah hak berdaulat. Bahkan juga memagari," kata Mahfud di Gedung Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (28/1).
[Gambas:Video CNN]
Jika dilihat melalui peta, kata Mahfud wilayah perairan Indonesia dibagi ke dalam tiga warna air. Wilayah-wilayah inilah yang nantinya harus dijaga agar tak diambil negara lain.
Pertama ada brown water yang merupakan wilayah kedaulatan dan paling dekat dengan garis pantai. Kedua adalah green water yang merupakan wilayah berdaulat atau dikenal juga dengan zona ekonomi eksklusif, lalu yang terakhir adalah blue water yang merupakan kawasan perairan lepas.
"Nah kita akan mengusahakan segera menyediakan kapal di tepi green water. Sehingga yang dari blue water itu tidak masuk," katanya.
Namun saat ditanya berapa jumlah kapal serta berapa ukuran kapal yang akan diperbanyak demi memagari wilayah perairan Indonesia, Mahfud enggan menjelaskan.
"Ya nanti lah itu sangat teknis, pokoknya kita mengidentifikasi itu dan kita berkeputusan untuk memompa industri persenjataan sendiri," jelasnya. (tst/ayp)
Hal ini kata Mahfud sempat dibahas saat menggelar Rapat Terbatas (Ratas) di PT PAL Surabaya dengan Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto kemarin, Senin (27/1).
Kata dia, Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) memang perlu dilengkapi demi menjaga wilayah sekaligus mempertahankan kedaulatan negara dari gempuran negara lain.
Kapal-kapal ini kata Mahfud bisa digunakan untuk memagari wilayah Indonesia agar tidak dimasuki secara serampangan oleh pihak lain.
"Kita mencatat bahwa kita harus melengkapi alutsista untuk menjaga wilayah kedaulatan dan wilayah hak berdaulat. Bahkan juga memagari," kata Mahfud di Gedung Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (28/1).
[Gambas:Video CNN]
Jika dilihat melalui peta, kata Mahfud wilayah perairan Indonesia dibagi ke dalam tiga warna air. Wilayah-wilayah inilah yang nantinya harus dijaga agar tak diambil negara lain.
Pertama ada brown water yang merupakan wilayah kedaulatan dan paling dekat dengan garis pantai. Kedua adalah green water yang merupakan wilayah berdaulat atau dikenal juga dengan zona ekonomi eksklusif, lalu yang terakhir adalah blue water yang merupakan kawasan perairan lepas.
"Nah kita akan mengusahakan segera menyediakan kapal di tepi green water. Sehingga yang dari blue water itu tidak masuk," katanya.
Namun saat ditanya berapa jumlah kapal serta berapa ukuran kapal yang akan diperbanyak demi memagari wilayah perairan Indonesia, Mahfud enggan menjelaskan.
"Ya nanti lah itu sangat teknis, pokoknya kita mengidentifikasi itu dan kita berkeputusan untuk memompa industri persenjataan sendiri," jelasnya. (tst/ayp)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Jet Prancis Belum Final, Jokowi dan Prabowo Baru Akan Rapat
Ghana dan Filipina Borong Senjata dan Alat Tempur dari Pindad
Prabowo Sebut Tak Cuma China yang Langgar Wilayah Indonesia
Komitmen Modernisasi Alutsista era Jokowi Dinilai Kurang Kuat
Jajaki Kerjasama Alutsista, Prabowo Kunjungan Kerja ke China
LIHAT SEMUA
Berita Daerah Terbaru
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

6 Almarhum Laskar FPI Jadi Tersangka, Polisi Dinilai Zalim
Nasional • 1 jam yang lalu
Baku Tembak di Tol Cikampek Berujung 6 Laskar FPI Tersangka
Nasional 47 menit yang lalu
Febri Diansyah Pertanyakan Keseriusan KPK Usut Korupsi SDA
Nasional 2 jam yang lalu