Palembang, CNN Indonesia -- Adam Amrismafasyah dan Anisa Sekar,
mahasiswa universitas di
China yang baru pulang ke kampung halamannya Sumatera Selatan beberapa waktu lalu dikucilkan oleh masyarakat sekitar karena dianggap bisa menyebarkan
virus corona.
Adam yang merupakan warga Kabupaten Muara Enim, Sumsel mengaku merasakan sentimen dari orang-orang yang berinteraksi atau pun sedang mengobrol dengannya. Bahkan kata-kata sindiran yang menanyakan mengapa dia pulang pun terasa menyinggung hatinya.
"Kalau ketemu orang suka nanya-nya sentimen, kaya enggak senang saya pulang karena virus ini. Kalau lagi jalan ketemu teman, suka nyinggung '
Ai la balik bae, la diperikso nian apo?' [Loh sudah pulang saja, sudah benar-benar diperiksa belum?]. Seolah-olah saya pulang ini tidak diperiksa [kesehatan]," ujar Adam, Senin (3/2).
Dia mengaku cukup merasa terganggu dengan sindiran yang dilontarkan oleh masyarakat di sekitarnya. Meski begitu, Adam maklum karena mungkin dirinya akan bersikap seperti itu juga apabila hal itu menimpa kepada orang lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang tidak salah juga, mungkin mereka ngeri. Kalau kita di posisi dia mungkin saya kaya gitu juga. Tapi kalau keluarga sendiri enggak, mereka seperti biasa," kata mahasiswa semester tiga Jiangsu Normal University China, Kota Xuzhou, Provinsi Jiangsu.
Saat ini, Adam masih menggunakan masker sehari-hari, baik di luar maupun di dalam rumah sesuai imbauan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Palembang.
Dia pun telah diberi tahu oleh petugas kesehatan setempat yang akan datang untuk mengecek kesehatannya setiap hari.
Lebih dari itu, Adam kini lebih berhati-hati dan mengurangi aktivitas di luar ruangan hingga waktu 14 hari sejak hari kepulangannya ke Muara Enim.
"Untuk perkuliahan sekarang masih libur. Dijadwalkan awal Maret mulai lagi, tapi kalau keadaan di sana masih belum aman bisa diperpanjang. Kita menunggu informasi dari dosen dan kawan-kawan di sana saja sebelum kembali untuk kuliah lagi," ujar dia.
Senada, mahasiswa Universitas Changchun di Kota Changchun, Provinsi Jilin asal Palembang, Anisa Sekar mengalami hal yang tak jauh berbeda dengan yang dialami Adam. Bahkan beberapa orang lari menjauh apabila melihat dirinya mendekat saat menghadiri acara keluarga.
"Kalau keluarga dekat,
respect. Kalau keluarga jauh mereka melihat saya langsung lari," ungkap Anisa.
Saat menggunakan media sosial, Anisa pun sering melihat komentar negatif yang dilontarkan warganet terhadap kepulangan dirinya bersama teman-temannya dari China pada Sabtu (1/2) lalu. Namun dirinya tak acuh akan komentar tersebut karena keluarga dan teman-temannya masih mendukung dirinya.
"Meski mungkin ada yang merasa tidak nyaman, tapi pada umumnya keluarga menyambut baik. Saya lihat di sana mereka yang komentar miring ya sudah saya diemin saja," ujar dia.
[Gambas:Video CNN]Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nurainy mengatakan pihaknya masih memantau kondisi kesehatan terhadap 9 mahasiswa yang baru saja tiba dari China beberapa waktu lalu. Setiap hari, petugas kesehatan dari puskesmas setempat mendatangi rumah masing-masing mahasiswa untuk mengecek kondisinya.
"Dinas Kesehatan kabupaten/kota akan mengupdate kondisi mereka setiap harinya kepada kita. Sejauh ini belum ada yang menunjukkan gejala-gejala demam, batuk-batuk, atau gangguan pernapasan. Ada empat RS yang ditunjuk Menkes di Sumsel yang menjadi rujukan untuk menangani suspect corona jadi kita sudah siap untuk pencegahan dan penangan," ujar Lesty.
Keempat rumah sakit tersebut yakni RSUD Lubuk Linggau, RSUD Lahat, RSUD Kayu Agung, dan RSUP Dr Mohammad Hoesin (RSMH) sebagai rujukan utama. Setiap rs tersebut sudah menyiapkan ruang isolasi dan tenaga kesehatan yang mumpuni untuk menangani kasus corona.
"Surat edaran dari Gubernur Sumsel pun sudah kita tindaklanjuti dengan rapat koordinasi. Edaran pun diinstruksikan kepada bupati/walikota untuk melakukan serangkaian upaya cegah tangkal corona virus," ujar dia.
(idz/gil)