Jakarta, CNN Indonesia -- Pedagang di kawasan
Lenggang Jakarta,
Monas mengaku tak tahu pasti isu terkait pemindahan tempat berjualan. Mereka mengaku tahu hanya selentingan dan pemberitaan, namun belum ada sosialisasi pasti dari Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta.
"Enggak ada pemberitahuan, enggak ada yang mengasih tahu juga dari pemerintah. Hanya dengar isu saja. Emang benar ya?" ujar salah seorang pedagang Mi Ayam, Rizky saat ditemui
CNNIndonesia.com, di kawasan Lenggang Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (7/2).
Ia juga mengaku baru tahu bahwa bukan hanya Lenggang Jakarta, kawasan parkir IRTI pun dikabarkan bakal digusur demi revitalisasi Monas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Malah katanya dulu
dijanjiin ini (parkiran) mau diperluas. Cuma kalau ada isu pemindahan ya mau bagaimana lagi," ujar Rizky.
Pedagang asal Madura ini mengatakan tak masalah sebenarnya dipindah lokasi. Asal Pemprov memiliki perencanaan yang jelas untuk mengarahkan para pengunjung untuk datang ke tempat kios mereka.
Salah satu lokasi yang disebut bakal jadi tempat relokasi pedagang di Lenggang Jakarta adalah kawasan Gambir.
"Jangan kaya sekarang, semua pintu dibuka. Omzet kita turun drastis karena orang enggak hanya satu pintu lewatnya," ujarnya.
"Kalau zaman Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) dulu kan hanya satu pintu dari IRTI. Kalau pengunjung mau ke Monas pasti lewat sini. Kalau mau pulang pasti lewat sini juga buat beli," sambung Rizky.
Rizky mengaku sejak zaman kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Bawedan, warga diperbolehkan masuk ke Monas dari banyak sisi. Ia menyebut yakni dari depan pintu patung kuda, pintu IRTI, dan pintu Stasiun Gambir. Walhasil, warga yang lewat Lenggang Jakarta untuk masuk Monas pun berkurang.
"Jadi kalau mau kita dipindahin ya dipikirkan dulu gimana omzet kita naik. Jangan asal pindah saja," katanya.
 Aktivitas warga di kawasan Lenggang Jakarta, Monas, Jakarta Pusat. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Berjualan tak jauh dari Rizky, pedagang Tongseng di kawasan Lenggang Jakarta, Riadah mengatakan hal senada. Dia pesimis relokasi kawasan ke Gambir mampu menarik konsumen yang banyak.
"Pengunjung dari sana mau singgah ke tempat kita enggak, kan kita yang penting bukan orang ke stasiunnya, tapi pengunjung ke monasnya. Kalau ramai mah enggak apa-apa. Kalau sepi kita yang buntung," ujar Riadah.
Dikonfirmasi terpisah, Pelaksanatugas Kepala Dinas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) DKI Jakarta Ratu Rante Allo mengakui belum melakukan sosialisasi ke pedagang.
Sosialisasi terkait penggusuran Lenggang Jakarta itu baru akan dilakukan setelah berkoordinasi dengan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (Citata) DKI Jakarta.
"Saya mesti koordinasi dulu dengan Citata seperti apa
timeline untuk revitalisasi. Dari situ baru kami merencanakan pemindahan," kata Ratu kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (7/2).
Meski sudah tercantum di desain revitalisasi Monas, Ratu mengaku belum mendapatkan perintah dari atasan untuk mengeksekusi penggusuran tersebut. Kendati begitu ia memastikan semua pedagang akan terakomodasi pascarelokasi.
"Kami belum dapat perintah untuk memindahkan Lenggang Jakarta. Tapi yang pastinya kalau pun pindah pedagang yang lama tetap harus berdagang," tegas dia.
[Gambas:Video CNN]Sejauh ini tercatat ada 318 pedagang di Lenggang Jakarta. Angka ini terdiri dari 126 pedagang kuliner, 177 pedagang kuliner dan 15 angkringan di kawasan Lenggang Jakarta.
Diketahui, Proyek revitalisasi Monas kembali dilanjutkan. Anies mengklaim telah mendapatkan lampu hijau dari Sekretariat Negara tentang kelanjutan proyek. Bahkan, Setneg disebut Anies mendukung penghijauan di kawasan Monas dan meminta untuk menambah jumlah pohon.
Setidaknya ada 191 pohon yang sempat ditebang untuk menjalankan proyek ini. Belakangan DKI akan mengganti sebanyak tiga kali lipat dari jumlah pohon yang ditebang atau sebesar 571 pohon.
Penabangan pohon ini diikuti dengan pemindahan Lenggang Jakarta dan penggusuran kawasan parkir IRTI. Lenggang Jakarta rencananya akan dipindahkan di kawasan Stasiun Gambir, sementara penghapusan parkiran IRTI sebagai upaya DKI mendorong masyarakat menggunakan transportasi publik.
(ctr/kid)