Radioaktif Batan Indah, Reaktor Nuklir di Serpong Tetap Aman

CNN Indonesia
Senin, 17 Feb 2020 17:46 WIB
Kepala Batan menegaskan radioaktif di Perumahan Batan Indah bukan berasal dari reaktor nuklir GA Siwabessy di kawasan Puspiptek, Serpong.
Badan Tenaga Atom Nasional memastikan radioaktif di komplek permukiman di Serpong bukan berasal dari reaktor nuklir. (CNN Indonesia/Thohirin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) memastikan paparan zat radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Banten bukan dari reaktor nuklir Reaktor Serba Guna GA Siwabessy di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek).

Reaktor yang dioperasikan sejak 1987 itu dipastikan tetap beroperasi dengan aman.

"Bukan dari reaktor nuklir, hingga saat ini reaktor yang dioperasikan sejak 1987 tetap beroperasi dengan aman dan selamat," kata Kepala BATAN Anhar Riza Antariksawan seperti dilansir dari Antara, Senin (17/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anhar mengatakan reaktor nuklir, Cs-137 adalah produk fisi yg berada di bahan bakar dan hanya akan terlepas jika ada kejadian yang melibatkan kerusakan bahan bakar.

"Jika pelepasan terjadi, pasti akan langsung terdeteksi oleh sistem pemantau radiasi yang ada di gedung reaktor. Kalau ada yg terlepas di udara, maka akan tercatat oleh sistem pemantau radioaktivitas lingkungan yang ada," kata Anhar.

Menurutnya, untuk mengetahui besar radioaktivitas di sekitar Kawasan Nuklir Serpong, masyarakat dapat diakses secara online di situs resmi radmon.batan.go.id.

[Gambas:Video CNN]

"Pengukuran oleh Bapeten pada saat penemuan adanya paparan di atas ambang di lokasi lahan kosong di perumahan Batan Indah juga menunjukkan bahwa tidak ada paparan di area lain yang dipantau dari Pamulang hingga Stasiun Serpong, semuanya normal," katanya.

Anhar mengatakan, jika memang penyebaran radioaktif dari reaktor, tidak akan terlokalisasi seperti saat ini karena paparan karena akan mengikuti arah angin.

Batan telah membentuk tim yang terdiri dari sejumlah pekerja radiasi dan petugas proteksi radiasi terlatih untuk melakukan pembersihan di kawasan terpapar.

Tim tersebut juga dibagi dengan kelompok penganalisis radiologi, medik dan unit pengamanan nuklir (UPN)

"Material yang diperkirakan sumber yang memancarkan radiasi paling besar telah diangkat. Saat ini zat tersebut diteliti oleh Bapeten," ujar Anhar.

Tanah yang terkontaminasi selanjutnya dibawa ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) Batan.

Dilansir dari laman resmi Batan, batan.go.id, Reaktor Serba Guna (RSG) GA Siwabessy adalah satu reaktor nuklir yang dimilik Indonesia. 

"Reaktor Serba Guna didesain dan dibangun oleh Interatom GMBH dari Republik Federasi Jerman," demikian dilansir dari situs Batan.

Pembangunan reaktor serba guna ini berlangsung sekitar empat tahun, yaitu sejak tahap ekskavasi gedung pada bulan Mei 1983 sampai dengan reaktor kritis pada bulan Juli 1987. Pada bulan Maret 1992 berhasil dicapai operasi reaktor pada daya penuh 30 MW.

Dalam operasionalnya sehari-hari RSG GA Siwabessy dijalankan dengan besar kapasitas 15 Mw untuk efisiensi. Kapasitas ini disebut sudah cukup untuk kegiatan penelitian, produksi isotop untuk bidang industri hingga kesehatan, tes maupun uji material, dan percobaan ilmu pengetahuan.

"Dijalankan sepenuhnya oleh tenaga ahli Indonesia, reaktor- reaktor BATAN telah berfungsi selama puluhan tahun dengan aman dan selamat tanpa mengalami insiden. Proses pengamanan di reaktor memakai sistem keselamatan berlapis untuk meminimalisir dampak kerusakan ke manusia dan lingkungan sekitar," demikian tertulis di situs Batan.

Operasional sehari-hari reaktor riset menggunakan pasokan listrik berlapis, mulai dari pasokan PLN hingga cadangan genset dan UPS. Tujuannya agar pasokan listrik tidak terganggu sehingga reaktor tetap aman dijalankan.




(antara/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER