Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam)
Mahfud MD mengatakan bahwa dokumen yang berisi data tahanan politik dan korban tewas di
Papua tidak ada apa-apanya. Data tersebut diserahkan pada Mahfud oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI).
"Lihat nih enggak ada apa-apanya, cuman kayak gini," kata Mahfud di Jakarta, Senin (17/2).
Ia mengatakan, jika hanya dokumen seperti yang diterimanya itu, polisi pasti sudah punya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dokumennya hanya ini. Orang cuman kayak gini, pasti polisi sudah punya," ujarnya.
Dokumen tersebut diketahui diberikan hari ini oleh Ketua BEM UI Fajar Adi Nugroho.
Fajar berharap data itu bisa diteruskan ke Presiden Joko Widodo dan ditindaklanjuti.
"Ditindaklanjuti dan tentunya dibaca oleh Presiden," kata dia.
Dokumen yang sama sempat diklaim pernah diserahkan pada Jokowi saat kunjungan ke Australias beberapa waktu lalu.
Informasi terkait penyerahan dokumem oleh BEM UI tersebut pertama kali dicuitkan oleh aktivis HAM Veronica Koman melalui akun twitter pribadinya. Dalam cuitannya, aktivis yang kerap membela hak-hak warga Papua itu juga turut mengunggah foto saat perwakilan BEM UI menyerahkan data tersebut.
[Gambas:Video CNN]Menurutnya setelah data diserahkan, tak ada lagi alasan pemerintah untuk berbicara jika belum menerima data. Dalam cuitan itu menurut dia Mahfud juga berjanji akan menindaklanjutinya.
"Tidak ada lagi alasan pemerintah belum terima datanya. Menko berjanji akan menindaklanjuti data. Terima kasih, BEM UI," kata dia.
Veronica melalui akun twitternya ini juga yang sebelumnya menyebut data tapol dan korban tewas di Papua sudah diserahkan ke Jokowi saat berkunjung ke Australia beberapa waktu lalu.
Penyerahan data ini sempat jadi polemik lantaran Mahfud membantah ada penyerahan data soal papua tersebut.
(ndn/sur)