Pemerintah: Corona Bisa Tanpa Gejala dan Lolos dari Bandara

CNN Indonesia
Kamis, 05 Mar 2020 17:54 WIB
Pemerintah menyebut orang yang terinfeksi Corona bisa tak menunjukkan gejala sama sekali yang membuat virus ini bisa menyebar lebih jauh.
Ilustrasi pemeriksaan Corona di bandara. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Juru bicara pemerintah khusus wabah Virus Corona, Achmad Yurianto, menyatakan ada kecenderungan gejala Covid-19 makin ringan dan bahkan tanpa gejala sehingga tak terdeteksi di bandara. Penularan antar-negara pun semakin meningkat.

Diketahui, banyak negara, termasuk Indonesia, mengandalkan alat pengukur suhu tubuh atau thermal scanner di bandara untuk mendeteksi suspect Corona dari luar negeri.

Namun, ada 20 negara baru yang melaporkan kasus positif Corona, termasuk Indonesia. Sementara, jumlah korban di China mulai menurun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini artinya mobilitas penderita dengan Covid-19 di dalam tubuhnya tidak terdeteksi di pintu masuk negara mana pun. Karena kita tahu deteksi yang dilakukan di negara-negara lain saat ini mengandalkan thermal scan atau [thermalgun," ujar Achmad di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Kamis (5/3).

Dia menyebut gejala orang yang terinfeksi Corona saat ini semakin tak terlihat atau malah tanpa gejala atau asimtomatis. Dalam beberapa kasus, katanya, orang yang terinfeksi tak mengalami batuk atau demam yang merupakan gejala umum terinfeksi Corona.

"Panasnya tidak tinggi, batuknya juga tidak terlalu kelihatan sekali. Bahkan dari beberapa laporan yang kami terima, ada asimtomatis atau tidak menunjukkan gejala," ungkapnya.

Kasus Corona jenis ini, kata Achmad, menunjukkan bahwa virus yang masuk tak sempat mereplikasi atau berkembang biak dalam tubuh. Sebab, replikasi virus akan menyebabkan suhu tubuh meningkat atau demam. Sementara, virus yang mampu mereplikasi diri hingga saluran pernafasan akan memicu lendir dan merangsang batuk.

[Gambas:Video CNN]
"Batuk itu di saluran nafas atas. Tapi begitu masuk di saluran bawah akan terjadi kegagalan pernafasan karena seluruhnya dilapisi lendir yang seakan paru-parunya tenggelam. Ini yang disebut pneumonia," papar dia.

Achmad menyebut itu terjadi karena, pertama, imunitas orang yang bersangkutan; dan kedua, virus yang semakin melemah.

"Ini yang kemudian bisa menjelaskan kenapa kok inkubasinya tidak lagi 14 hari. Karena daya tahan tubuhnya bagus, maka tidak segera muncul gejalanya meskipun di dalam tubuhnya ada virus," ucapnya.

Meski tak terdeteksi, pihaknya tetap melakukan penelusuran terhadap pihak yang pernah berkontak dengan pasien positif Virus Corona.

Diberitakan sebelumnya, Indonesia memiliki dua pasien positif Corona yang pernah kontak dengan warga negara Jepang yang lebih dulu terinfeksi. WN Jepang itu disebut bisa keluar-masuk Indonesia tanpa terdeteksi masalah kesehatannya di bandara karena tanpa gejala demam.

Sejumlah pihak pun meminta pengawasan di bandara diperketat, baik lewat penambahan teknologi maupun tenaga medisnya.
(psp/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER