Saat Toko Teluk Gong Tolak Untung Besar Panic Buying Corona

Ryan Hadi Suhendra | CNN Indonesia
Kamis, 05 Mar 2020 17:36 WIB
Erwin, pemilik toko kelontong di Teluk Gong menolak pembeli yang akan memborong kebutuhan pokok dengan harga tinggi. Ia lebih memilih melayani warga sekitar.
Toko Erwin toko yang menjual kebutuhan pokok di Teluk Gong, Jakarta Utara. (CNN Indonesia/Ryan Hadi Suhendra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah 30 tahun berdagang barang kebutuhan pokok, Erwin, 60 tahun, tak pernah mengalami kejadian seperti Senin (2/3) siang lalu. Dia terkejut ketika sejumlah orang memasuki toko kelontongnya di kawasan Teluk Gong, Penjaringan, Jakarta Utara. 

Orang-orang yang merangsek tokonya siang itu bukan perampok. Mereka adalah para pembeli. Namun, keterkejutan Erwin tak hilang begitu saja. Selain tak pernah mengalami hal seperti itu, Erwin juga sadar para pembelinya adalah muka baru. Bukan orang-orang yang biasa membeli di tokonya.

Beberapa jam sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan dua Warga Negara Indonesia (WNI) di Depok positif terjangkit virus corona. Dua pasien itu masih menjalani perawatan di RSPI Sulianti Saroso.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erwin mengaku tak mengetahui pengumuman Presiden Jokowi itu. Termasuk imbas pengumuman tersebut yang memicu panic buying di masyarakat.

"Untuk hari pertama banyak sekali. Setelah dua jam dari situ [pengumuman Presiden] banyak sekali. Kita pun tidak tahu tiba-tiba begini. Kita juga kewalahan," kata Erwin saat ditemui di toko sembakonya, Toko Erwin di Kawasan Teluk Gong, Jakarta Utara, Kamis (5/3).

Meski tak tahu imbas pengumuman Jokowi, Erwin mengaku tetap menolak para pembeli yang ingin memborong barang dagangannya.

Saat itu, kata Erwin, ia mengatakan kepada para pembeli bahwa dagangannya bukan hanya untuk mereka yang datang sekali waktu. Dia harus memikirkan para pelanggan dari warung-warung kecil yang setiap pagi selalu membeli di tokonya.

"Memang banyak yang mau beli, cuma kita bilang enggak. Kita bagi-bagi. Biar kamu mau harga tinggi pun kita enggak jual," ujarnya.
Saat Toko Teluk Gong Tolak Untung Besar Panic Buying CoronaErwin pemilik toko kelontong di Teluk Gong, Jakarta Utara. (CNN Indonesia/Ryan Hadi Suhendra)

Para pembeli yang menyerbu Toko Erwin Senin itu kebanyakan mencari beras, mi instant, hingga minyak.

Kata Erwin, panic buying di tokonya terjadi selama dua hari. Ia menyadari kondisi panik para pembeli dapat dimanfaatkan dengan melambungkan harga kebutuhan pokok.

Namun ia mengaku tidak melakukan itu. Terlebih memasuki hari kedua, saat dirinya menyadari panic buying akibat virus corona di Indonesia.

"Kita enggak mikir sampai begitu, ya, kan dalam kondisi begini kita enggak boleh ngambil kesempatan. Orang memborong banyak pun kita enggak boleh begitu, bagi-bagi biar semua dapat," ujar Erwin.

Pada hari pertama panic buying, Erwin sempat menutup toko sementara waktu.

Langkah itu untuk menghindari kerugian atas kemungkinan barang hilang. Dugaannya benar. Ada satu keranjang barang dagangan raib.

"Pas dicek ada yang hilang, kita tahu keranjang buat orang belanja itu hilang. Pasti ada yang bawa ke luar. Keranjang, tapi ada barang yang hilang kita enggak tahu," sambungnya.

Ia menuturkan para pembeli takut toko tutup, sehingga memutuskan memborong barang. Selain itu, pembeli takut harga melambung tinggi setelah pengumuman positif corona.

Erwin mengungkapkan kondisi panic buying baru terjadi satu kali ini saja. Selama 30 tahun berusaha di Indonesia, ia mengungkapkan tidak pernah mengalami sesuatu yang sampai membuat tokonya merugi, seperti penjarahan.

"Oh enggak ada [penjarahan]. Sejauh ini aman-aman saja," kata dia.

Suasana transaksi di Toko Erwin, Penjaringan, Jakarta Utara, kembali berlangsung normal. (CNN Indonesia/Ryan Hadi Suhendra)
Dugaannya, para pembeli menyerbu tokonya karena harga barang kebutuhan pokok masih dipatok normal. Hanya saja, Erwin tidak bisa memastikan mengenai untung-rugi di tengah kondisi yang tiba-tiba ramai selama dua hari.

"Ya, kalau untung mah, pembeli banyak yang datang. Tapi, kan enggak tahu barang yang hilang dari keramaian kemarin," imbuhnya.

[Gambas:Video CNN]
Panic buying di tokonya terekam oleh sebuah kamera. Lalu viral di media sosial. Dalam video viral itu, Susanna Indrayani, istri Erwin, tampak menasihati dan meyakinkan pembeli agar tidak memborong barang.

Ia mengatakan dari sebagian pembeli memang ada yang 'bandel' dengan tetap kukuh ingin memborong sembako. Namun, ia terus menasihati sampai pembeli tersebut paham.

"Dia orang yang bandel dikit, ada yang borong agak banyak dikit memang. Jadi, akhirnya agak tenang dikit baru saya katakan jangan semua diborong; jatah aja," kata Susanna.

Melihat kondisi tidak kondusif, ia pun menyimpan sejumlah barang dagangan seperti mi instan ke gudang toko.

"Langsung saya simpan, mi instan saya stok buat warung-warung yang kecil, warteg. Saya kepikir ke situ, banyak orang wah mi instan jangan habisin loh, stok buat warteg," tuturnya.

Erwin menambahkan banyak kerabat yang mengontak dirinya setelah video istrinya viral. Ia mengaku tidak mengetahui pembuat video tersebut.

"Cuma paginya saudara banyak yang tanya kok lu ada di sini [siaran televisi]," tutur Erwin. (wis/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER