Jakarta, CNN Indonesia -- Kanjeng Raden Mas Tumenggung (KRMT)
Roy Suryo Notodiprojo atau yang lebih dikenal Roy Suryo telah memutuskan mundur sebagai kader
Partai Demokrat.
Roy Suryo mengaku sudah menyerahkan surat mundur ke Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) setelah 15 tahun berkiprah di dunia politik.
Sebelum terjun ke politik, pria kelahiran Yogyakarta pada 1968 itu dikenal sebagai pakar multimedia, telematika, hingga IT. Wajahnya kerap muncul di layar televisi ketika membahas masalah yang berkaitan dengan foto maupun video kontroversi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlepas dari segala kontroversinya, Roy Suryo memutuskan terjun ke politik. Ia memutuskan bergabung dengan Demokrat. Ia langsung ditunjuk jadi caleg pada pemilu 2009 dan berhasil melenggang ke DPR.
Namun, belum selesai masa jabatannya sebagai anggota DPR periode 2009-2014, Roy Suryo ditunjuk Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi menteri pemuda dan olahraga.
Roy menggantikan Andi Malarangeng yang ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, pada Januari 2013.
Pengangkatan Roy Suryo menjadi Menpora itu seolah meneruskan tren pejabat berkumis. Pasalnya, dua menpora sebelum Roy yakni Andi Malarangeng dan Adhyaksa Dault juga dikenal sebagai sosok berkumis.
 Roy Suryo (kanan) saat masih menjabat menpora kala melepas keberangkatan para atlet Asean Paragames 2014 ke Korea Selatan. (Antara Foto/Muhammad Iqbal) |
Di luar kumis, pengangkatan Roy Suryo sebagai Menpora sendiri tak lepas dari masyarakat. Masyarakat meragukan kapasitas Roy Suryo sebagai Menpora karena tak sesuai dengan keahliannya.
Saat menjadi Menpora, Roy Suryo memiliki pengalaman yang tak terlupakan, yakni salah lirik Indonesia Raya. Peristiwa ini terjadi saat pertandingan Persib vs Persija di Stadion Maguwoharjo, Yogyakarta, Agustus 2013 lalu.
Kala itu, Roy Suryo mencoba menenangkan ketegangan antara pendukung Persib dengan Persija. Ia menyanyikan Lagu Kebangsaan agar kedua suporter tenang. Namun, ia lupa lirik. Roy Suryo terdiam dan tak melanjutkannya lagi.
Selepas menjadi Menpora, Roy Suryo terbelit masalah aset-aset Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Ia disebut membawa sejumlah barang milik negara, sebagian besar barang elektronik.
Pihak Kemenpora telah mengirim surat tiga kali kepada Roy Suryo terkait persoalan itu. Pertama surat dikirimkan pada 2014, kemudian 2016 dan terakhir tertanggal 2 Mei 2018.
Masalah aset Kemenpora yang diduga dibawa Roy Suryo itu pun berakhir antiklimaks. Gugatan yang dilayangkan Menpora ketika itu Imam Nahrawi dicabut dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Juni 2019.
PN Jakarta Selatan lantas mengabulkan permohonan Imam mencabut perkara perdata berupa 3.326 aset negara. Keputusan itu tertuang dalam berkas salinan copy resmi putusan perkara perdana nomor 441/Pdt.G/2019/PN.Jkt.Sel.
Atas putusan ini, Roy Suryo memaafkan semua pihak yang menuduh dirinya dalam perkara perdata 3.326 aset negara. Ia pun tak akan menggugat balik para pihak tersebut.
[Gambas:Video CNN]Kini, pria yang masih memiliki darah keraton Yogyakarta itu memutuskan mundur dari kancah politik. Roy Suryo mengaku ingin fokus di luar dunia politik. Ia akan fokus sebagai praktisi multimedia, telematika lagi atau pengamat public-health.
"Mulai saat ini atribut selaku 'politisi' sudah saya tinggalkan dan biarkan semuanya bisa saling berkembang bersama. Mohon juga kreditasi saya selanjutnya kembali sebagaimana Profesi semula seperti di atas," kata Roy Suryo lewat pesan singkat.
(fra/kid)