Potensi Tinggi Risiko Corona, Jaksel Butuh Pengawasan Lebih

CNN Indonesia
Jumat, 13 Mar 2020 19:49 WIB
Pemprov DKI menyatakan risiko penumpukan corona ada di wilayah Jakarta Selatan sehingga membutuhkan pengawasan yang lebih serius dan intensif.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman DKI Jakarta Suharti menyatakan wilayah kota Jakarta Selatan adalah daerah yang perlu mendapatkan pengawasan lebih soal mitigasi risiko virus corona (Covid-19).

Hal itu disampaikan Suharti dalam rapat bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang diunggah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam akun Youtube resmi DKI.

Tertulis dalam judul video itu menunjukkan rapat pembahasan kesiapan penanganan Covid-19 tertanggal 10 Maret 2020.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan kalau melihat ini Jaksel, Pak Wali Kota Jaksel butuh dukungan untuk survaillance. Jaktim masih tidak banyak, Jakut tidak banyak, Jaksel penumpukannya, Pak," kata Suharti dalam video tersebut.

Pernyataan itu diungkapkan Suharti berdasarkan data sebaran potensi penyebaran corona yang dimiliki DKI. Tercatat ada beberapa titik merah di Jakarta Selatan yang diartikan sebagai tempat ditemukannya pasien positif Corona.

"Jadi ini yang merah ini yang positif, yang kuning sedang menunggu hasil, yang biru adalah RS Rujukan. Jadi kalau melihat ini Jakarta Selatan memang perlu back-up," beber dia.

Kemudian, Suharti juga menampakkan data potensi penyebaran Corona di area transportasi publik. Dengan pesebaran radius 2 kilometer, ditemukan Depok arah Jakarta menjadi jalur dengan potensi penyebaran yang riskan. Ia berharap agar ada tindakan lebih lanjut di area-area dengan potensi penyebaran Corona yang tinggi.

"Yang rawan kemungkinan di daerah sini dari arah Depok ke Jakarta. Kalau misalnya MRT dan sebagainya diharapkan menjaga kebersihan lebih kuat lagi," tutup dia.

[Gambas:Video CNN]
Sementara itu, hari ini dalam jumpa pers di Balai Kota DKI, Anies menyatakan harapannya agar, "Kemenkes menjalankan arahan Bapak Presiden, khususnya kecepatan transparansi pengetesan pada orang-orang yang diduga memiliki atau terjangkit Covid-19."

"Ini diperlukan cepat hari ini saja diumumkan 69 dua hr lalu 34 lompatannya cepat. Kami di Jakarta perlu mengetahui siapa saja, dimana saja, sehingga kita bisa lakukan tracing," imbuh Anies dalam jumpa pers itu, Jumat (13/3) petang.

Anies menyatakan seperti yang dilaporkan dalam rapat yang rekaman videonya telah diunggah di Youtube pemprov itu bahwa pada dua hari lalu mereka memang melihat penumpukan risiko terjadi di Jakarta Selatan.

"Hari ini sudah merata," kata dia.

Sebelumnya, dalam jumpa pers hari ini, Juru bicara pemerintah RI untuk kasus corona (Covid-19) Achmad Yurianto merilis jumlah pasien positif virus corona di Indonesia menjadi 69 kasus. Jumlah itu didapat berdasarkan hasil tracing kontak atau pelacakan kontak dari pasien sebelumnya. Pasien tambahan pertama yang teridentifikasi adalah pasien nomor 35, perempuan 57 tahun, meninggal dunia.

(ctr/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER