Pemerintah Soal Pasien Corona RSUP: Bukan Kabur, Pulang Dulu

CNN Indonesia
Jumat, 13 Mar 2020 19:12 WIB
Achmad Yurianto mengatakan pasien positif corona di RSUP Persahabatan hanya pulang sementara ke rumah, namun tak menjelaskan kini dia dirawat di mana.
Juru bicara pemerintah Achmad Yurianto mengatakan pasien positif corona di RSUP Persahabatan hanya pulang sementara ke rumah, namun tak menjelaskan kini dia dirawat di mana. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Juru bicara pemerintah untuk penanganan corona, Achmad Yurianto, mengatakan tidak ada pasien positif covid-19 atau penyakit virus corona yang kabur dari RSUP Persahabatan. Pasien tersebut hanya pulang ke rumah sehari.

"Dia belum ketemu diagnosanya terus pulang dulu. Bukan kabur ya," ujar Yurianto di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/3).

Yuri mengatakan pasien tersebut sekarang sudah diisolasi kembali. Namun ia tidak menjelaskan jika pasien tersebut termasuk dalam 69 kasus positif corona hingga hari ini. Maupun kluster penyebaran pasien.

"Tanya RSUP kaburnya kapan. Berapa hari dia kabur. Kabur cuma sehari aja kok dibilang kabur," tambahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut Yuri mengatakan tidak akan memberi sanksi kepada pihak rumah sakit. Pasalnya pasien tersebut menurutnya tidak kabur melainkan hanya pulang ke rumah menunggu diagnosa.

Sebelumnya, Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Erlina Burhan mengatakan ada satu pasien positif corona kabur ketika diisolasi di rumah sakit tersebut. Kejadian terjadi sekitar minggu lalu. Pasien tersebut adalah seorang perempuan yang sudah dinyatakan positif oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

"Diam-diam dia keluar dan keluarganya sudah jemput," kata Erlina di RSUP Persahabatan siang ini.

Ia mengatakan pihaknya belum bisa memastikan keberadaan pasien tersebut, maupun lokasi rumah sakit lain yang menjadi rujukan kemudian.

"Nanti saya cek apakah keluar dari RSUP Persahabatan tanpa kita ketahui ini apakah dia kemudian dijemput dan dirawat di rumah sakit lain," tambahnya.

3 Pasien Meninggal

Achmad Yurianto dalam konferensi pers mengumumkan tiga pasien baru positif corona meninggal dunia. Pasien tersebut adalah pasien kasus 35, kasus 36, dan kasus 50.

"Kita identifikasi sebagai kasus 35, perempuan, 57 tahun. Masuk ke rumah sakit sudah dalam keadaan menggunakan ventilator. Namun belum dilakukan pemeriksaan covidnya," kata Yurianto.

Sampai di rumah sakit, Yuri mengatakan keadaan pasien kemudian memburuk dengan cepat. Sampai akhirnya meninggal dunia di hari yang sama ia dirawat di RSPI Sulianti Saroso.

Setelah dinyatakan meninggal dunia, hasil pemeriksaan pasien baru keluar dari Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan yang menyatakan perempuan tersebut positif corona.

Hal serupa juga terjadi pada kasus 36, seorang perempuan berusia 37 tahun. Ia juga dirawat di RSPI Sulianti Saroso dan dinyatakan meninggal dunia karena kondisi kesehatan memburuk dengan cepat.

Yuri mengatakan pihaknya sudah menginfokan hasil pemeriksaan kedua pasien kepada Dinas Kesehatan setempat dan menginstruksikan penelusuran kontak segera dilakukan.

Sedangkan pasien terakhir adalah pasien kasus 50, seorang laki-laki berusia 59 tahun. Ia dinyatakan positif corona dan meninggal dunia karena kondisi kesehatannya buruk dengan cepat.

Hal ini diumumkan Yuri dalam konferensi pers harian yang dilakukan di Istana Negara. Ketiga korban meninggal diumumkan bersamaan dengan informasi 35 kasus positif corona baru di Indonesia.

Namun ia enggan menjelaskan lebih rinci mengenai kronologi, kondisi maupun daerah penyebaran pasien-pasien tersebut. Setelah menyebutkan penambahan jumlah kasus dengan informasi jenis kelamin, usia dan kondisi sakit ringan, sedang, berat atau meninggal dunia, Yuri langsung pergi dari lokasi konferensi pers.

"Besok saya jelaskan kondisi pasien," ujarnya di akhir pernyataan.

[Gambas:Video CNN]


Sejumlah pihak melayangkan kritik terhadap sikap pemerintah yang dianggap tertutup dalam penanganan corona. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arid Poyuono mislnya, menyebut pemerintah melanggar UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan karena tidak mengumumkan daerah sumber penyebaran.

Pada Pasal 154 UU Kesehatan dijelaskan bahwa pemerintah secara berkala menetapkan dan mengumumkan jenis dan persebaran penyakit yang berpotensi menular dan/atau menyebar dalam waktu singkat, serta menyebutkan daerah yang dapat menjadi sumber penularan.

Sebelumnya Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menyatakan seorang pasien yang sempat diisolasi di RSUD dr. Moewardi, Solo meninggal dunia pada Rabu (11/3). Kepala Dinkes Jateng Yualianto Prabowo mengatakan total ada dua orang pasien meninggal di Jateng, di RSUP dr. Kariadi Semarang dan RSUD dr. Moewardi Solo.

Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Muhammad Syahril, juga mengiyakan ada pasien meninggal di rumah sakitnya. Pasien tersebut adalah seorang perempuan berusia 37 tahun.

Namun ia mengatakan pihaknya belum tahu jika pasien tersebut positif corona atau tidak. Syahril juga membantah pernyataan Yuri bahwa ada dua pasien yang meninggal dunia di RSPI Sulianti Saroso, yakni pasien perempuan berusia 37 tahun dan 57 tahun.

(fey/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER