Kendari, CNN Indonesia -- Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara mencatat 172 warga Sultra berstatus orang dalam pemantauan (ODP)
virus corona (covid-19) per 17 Maret 2020.
Kepala Dinas Kesehatan Sultra Andi Hasnah menyebut dari 172 orang itu, sebanyak 38 orang dinyatakan sehat setelah selesai pemantauan selama 14 hari.
Sementara jumlah yang masih dalam pemantauan sebanyak 133 orang. Dari 17 kabupaten atau kota di Sultra, ada tujuh daerah yang dideteksi ODP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yakni, Kabupaten Konawe 49 orang, Muna 2 orang, Kota Baubau 1 orang, Kolaka Utara 52 orang, Wakatobi 2 orang, Bombana 6 orang, Kolaka Timur 21 orang.
Sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak sembilan orang, empat di antaranya dinyatakan sehat.
"Sementara lima orang sedang dalam proses pengawasan," kata Andi Hasnah dalam memberikan pemaparan di rapat koordinasi yang digelar di Polda Sultra, Rabu (18/3).
Ia menyebut dari sembilan PDP, empat orang dinyatakan negatif corona setelah sampel darah dan lendir tenggorokan diperiksa di Laboratorium Kementerian Kesehatan.
Sedangkan lima orang PDP lainnya sampelnya sudah di kirim ke laboratorium, tiga di Jakarta dan dua di Makassar.
Seluruh pasien dengan status PDP ini, lanjut Andi Hasnah, sementara diisolasi di RSU Bahteramas Kendari.
Menurut Andi Hasnah ada perbedaan ODP dan PDP dalam penanganan suspect corona. ODP merupakan orang dari daerah terjangkit namun tidak mengalami keluhan. Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) adalah sudah dicurigai suspect corona.
Insert Artikel - Waspada Virus Corona. (CNN Indonesia/Fajrian) |
Dengan kasus suspect corona ini, ia meminta kepada rumah sakit di kabupaten atau kota untuk menyiapkan ruang isolasi dalam mengantisipasi orang dalam pemantauan termasuk pasien dalam pengawasan.
"Kepada wali kota dan bupati menyiapkan ruang isolasi khusus masing-masing agar kalau ada suspect corona langsung diisolasi jika tidak gawat," ujarnya.
Bila kemudian kondisi pasien dinilai gawat, maka ia menyarankan agar dirujuk di RSU Bahteramas.
Sejauh ini, di Sultra baru RSU Bahteramas ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan pasien covid-19.
Selain itu, ia juga menyarankan agar pintu masuk Sultra baik bandara maupun pelabuhan harus dijaga ketat untuk mengantisipasi masuknya virus corona di Bumi Anoa.
"Untuk mengurangi penularannya dan ada orang kita curigai orang dari Jakarta, maka segera melapor," imbuhnya.
Sementara itu, Plt Direktur RSU Bahteramas Sjarif Subijakto menyebut, pihaknya telah menyiapkan satu ruangan khusus dengan 20 unit tempat tidur.
Ia menyebut pengendalian rantai virus corona ini bisa dilakukan dengan cara menjaga jarak antarorang.
Selain itu, prilaku hidup bersih dan sehat. Masyarakat harus membiasakan diri cuci tangan dan rutin mengecek suhu tubuh.
Hanya saja, hal ini belum menjadi kebiasaan dan kadang tidak diindahkan oleh masyarakat.
"Kita bersatu angka zero di Sultra tetap terjaga. Kapan masuk satu, maka akan susah," tuturnya.
Dalam rakor itu juga, Sjarif mengeluhkan minimnya alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan dalam menangani virus corona.
"Saya pusing, hari ini operasi ditunda karena tidak ada masker," tuturnya.
Selain itu, alat bantu pernapasan di ruang isolasi juga tidak ada untuk menangani pasien suspect corona.
"Kita berencana pindahkan alat bantu pernapasan dari ruang ICU," imbuhnya.
[Gambas:Video CNN] (pnd/pmg)