Jakarta, CNN Indonesia -- PT Moda Raya Terpadu (
MRT) mengubah jadwal jarak keberangkatan berkenaan dengan penurunan jumlah penumpang sejak tiga hari terakhir. Sejak virus
corona (Covid-19)mewabah, penurunan penumpang mencapai 90 persen.
"PT MRT Jakarta memperbarui kebijakan layanan MRT Jakarta dengan menerapkan jarak keberangkatan antar kereta (headway) tiap 10 menit selama jam operasional," terang Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, Muhammad Effendi dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (26/3).
Diketahui, sejak Pemprov DKI Jakarta menetapkan status tanggap darurat pada 20 Maret, jarak keberangkatan adalah 5 menit di waktu jam sibuk. Kini akan diubah menjadi 10 menit di setiap jadwal keberangkatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Effendi mengatakan perubahan dilakukan berdasarkan evaluasi jumlah penumpang. Dia mengatakan dalam tiga hari terakhir ada penurunan jumlah penumpang mencapai 13 ribu, 10 ribu, 3 ribu.
Meski ada penurunan penumpang, MRT tetap akan memberlakukan pembatasan, yaitu kapasitas 60 orang per gerbong atau 360 orang dalam satu rangkaian kereta. Begitu pun peraturan tentang menjaga jarak.
"Pembatasan jarak sosial (
social distancing) dengan menjaga jarak minimal satu meter dengan penumpang lainnya baik di kereta maupun di dalam stasiun akan tetap dilaksanakan," terangnya.
[Gambas:Video CNN]Pembatasan tersebut ditandai dengan pemasangan stiker antrian di depan pintu masuk gerbong, pintu pembelian tiket dan tepi peron. Penanda jarak minimal antara penumpang di kursi MRT pun ditempel.
Effendi lalu mengimbau kepada masyarakat untuk tidak bepergian kecuali dalam situasi yang mendesak.
"Serta senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan diri sebagai bagian dari upaya bersama menekan laju penyebaran Covid-19," kata Effendi.
DKI Jakarta merupakan wilayah sebaran virus corona terbanyak dibanding daerah lainnya. Hingga Kamis (26/3), ada 427 orang positif terinfeksi virus corona. Dari jumlah tersebut, 27 sembuh dan 43 orang meninggal dunia.
(khr/bmw)