Kemenag Izinkan Kuliah Diganti Kerja Sosial Relawan Covid-19

CNN Indonesia
Kamis, 26 Mar 2020 20:48 WIB
Dirjen Pendidikan Islam Kemenag mengeluarkan surat edaran ke perguruan tinggi di bawah naungannya agar SKS mahasiswa bisa diganti kerja sosial relawan covid-19.
Seorang warga mengenakan masker saat deklarasi Bersama Lawan Corona. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama (Kemenag) memberi kewenangan kepada seluruh perguruan tinggi di bawah naungan kementeriannya untuk mengganti kegiatan perkuliahan mahasiswa dengan  kerja sosial atau menjadi relawan Covid-19. 

Pelaksanatugas (plt) Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin menyatakan kerja sosial atau aksi relawan Covid-19 itu nantinya dapat dikonversikan sebagai pengganti bobot Satuan Kredit Semester (SKS) mahasiswa di setiap program studinya.

"Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dapat mengatur berbagai bentuk kegiatan dalam semangat belajar kampus merdeka dengan kegiatan dari rumah dan lapangan baik berupa kerja sosial atau relawan penanganan Covid-19," ujar Kamaruddin Amin lewat keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (26/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keputusan itu tertuang dalam Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor 697/03/2020 tentang Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, tertanggal 26 Maret 2020. 

Dalam surat edaran tersebut, Kamaruddin Amin pun menyatakan proses perkuliahan untuk seluruh perguruan tinggi di bawah naungan Kemenag pada semester genap diganti dengan model kuliah online atau dalam jaringan (daring). 

Langkah itu, kata dia, menyusul terus meningkatnya angka penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Kamaruddin Amin menambahkan pimpinan di setiap perguruan tinggi Islam juga harus mengambil langkah strategis, terutama terkait penggunaan paket kuota atau akses bebas mahasiswa dan dosen selama perkuliahan lewat daring.

"Pimpinan perguruan tinggi Islam melakukan upaya dan kebijakan strategis, terutama dalam penanganan paket kuota atau akses bebas, bagi mahasiswa dan sivitas akademika masing-masing dengan penyedia jasa telekomunikasi," ujarnya. 

Kamaruddin Amin juga meminta kepada Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di setiap perguruan tinggi keagamaan Islam, untuk terus melaporkan perkembangan penanganan dan informasi penting terkait isu Covid-19 kepada Kemenag.'

Kemenag Izinkan Kuliah Diganti Kerja Sosial Relawan Covid-19

Sebelumnya, Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 membuka pendaftaran bagi seluruh elemen masyarakat yang ingin mendaftarkan diri menjadi relawan atau pejuang kemanusiaan untuk pencegahan penyebaran virus corona.

Koordinator Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Andre Rahadian mengatakan, pendaftaran bisa dilakukan melalui laman deskrelawanpb.bnpb.go.id.

"Kami dari Gugus Tugas Covid-19 memanggil, mengajak, para relawan untuk menjadi bagian dari pejuang kemanusiaan. Pada hari ini, kami sudah membuat microsite di website BNPB untuk bisa menerima pendaftaran para relawan," kata Andre saat memberikan keterangan pers di gedung BNPB, Jakarta, Kamis (26/3).

Menurutnya, para dokter dan administrasi rumah sakit akan menjadi gugus terdepan, sedangkan mahasiswa tingkat akhir akan berada di lapis kedua pencegahan penyebaran virus corona.

"Teman mahasiswa akan membantu konsultasi baik psikis maupun medis, bisa membantu lewat platform online. Minggu ini sudah diluncurkan desk relawan, besok akan dilakukan secara masif pembukaan pendaftaran ini," kata Andre.

Terpisah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan pihaknya memobilisasi mahasiswa jurusan kesehatan untuk menjadi relawan dalam 'perang' melawan Covid-19. Mulai dari pencegahan hingga perawatan.

"Saya sebagai Mendikbud mengapresiasi luar biasa, karena dalam waktu tiga hari terdapat 15 ribu relawan mahasiswa yang mendaftar. Saya terharu," imbuhnya, Kamis.

Nadiem mengatakan seluruh fasilitas asrama di bawah naungan Kemendikbud juga akan dijadikan tempat karantina orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) corona. Asrama yang dimaksud yakni yang selama ini berada di bawah Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) maupun Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK). Kapasitas tempat tidur dari P4TK dan LPMP tersebut sebanyak 18.000 tempat tidur.

[Gambas:Video CNN]
Selain itu, Kemendikbud pun menyiapkan fasilitas kesehatan di bawah Kemendikbud sebagai subcenter tes Covid-19.

"Saat ini ada 13 fakultas kedokteran dan 13 rumah sakit pendidikan ditunjuk Kementerian Kesehatan sebagai laboratorium tes Covid-19.," ucap Nadiem.

Nadiem mengatakan rumah sakit pendidikan di bawah Kemendikbud juga bakal dioptimalkan agar siap merawat pasien virus corona.

(thr/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER