Pasien Corona Meninggal Usai Ikut Pelatihan Haji di Surabaya

CNN Indonesia
Jumat, 27 Mar 2020 20:26 WIB
Pasien positif yang meninggal ini juga bekerja sebagai dosen di IAIN Kediri. Ia mengikuti pelatihan calon petugas haji di Surabaya pada 9-18 Maret 2020.
Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Surabaya, CNN Indonesia -- Salah seorang pasien positif virus corona (Covid-19) di Kabupaten Kediri meninggal dunia. Sebelum meninggal pasien menghadiri pelatihan calon petugas haji di Asrama Haji Sukulilo Surabaya, pada 9-18 Maret lalu, bersama ratusan orang lainnya.

Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kediri Bambang Triyono Putro mengatakan pasien positif corona itu meninggal dunia pada Selasa (24/3).

Ia meninggal setelah menjalani perawatan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) di RSUD Kabupaten Kediri. Namun, pasien meninggal sebelum hasil swab terkait virus corona keluar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Satu orang meninggal dunia sebelum hasil swab keluar, di mana sebelumnya memiliki riwayat sakit jantung dan diabetes," kata Bambang melalui keterangan tertulisnya, yang diterima CNNIndonesia.com, Jumat (27/3).
Bambang mengatakan hasil swab yang menyatakan pasien positif corona baru keluar setelah pasien meninggal dunia dan dimakamkan. Meskipun demikian, prosesi pemakaman sendiri dilakukan sesuai protokol pasien positif corona.

"Karena memiliki faktor risiko dan hasil pemeriksaan mengarah ke Covid-19, maka selama di RSUD Kabupaten Kediri diberlakukan sebagai pasien PDP," ujarnya.

Bambang melanjutkan Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri langsung melakukan tracing kepada orang-orang yang memiliki riwayat kontak dan bersinggungan erat dengan almarhum usai hasil swab tersebut keluar.

"Selain itu dilakukan tracing terhadap kontak erat yang ada, sesuai SOP," kata dia.
Selain berstatus sebagai petugas haji, terungkap bahwa pasien tersebut juga berprofesi sebagai dosen di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri. Hal itu dibenarkan oleh Wakil Rektor IAIN Kediri, Ahmad Subakir.

Subakir menyebut almarhum terakhir kali ke kampus pada 6 Maret lalu.

"Iya sejak sebelum dari Surabaya dia ke kampus terkahir tanggal 6 Maret, baru itu dia ke Surabaya. Terus tidak sampai ke kampus lagi sudah meninggal," kata Subakir saat dikonfirmasi.

Subakir kemudian membeberkan riwayat perjalanan almarhum, yakni pada 6 Maret 2020 ke kampus mengurus nilai kegiatan akademik mahasiswa magang.

Kemudian, pada 7 Maret takziah ke Blora. Selanjutnya pasien pada 9-18 Maret mengikuti pelatihan calon petugas haji di Asrama Haji Sukulilo Surabaya.

Lalu, pada 19 Maret pulang dan tak berapa lama kemudian masuk rumah sakit. Setelah mendapat perawatan, pasien meninggal dunia dan dimakamkan petugas RSUD Pare Kediri dengan standar Covid-19, pada 24 Maret.

Menurut Subakir, sebagai langkah preventif, pihaknya telah melakukan pendataan kepada seluruh civitas akademik yang memiliki riwayat berinteraksi dengan korban dalam kurun waktu 14 hari. Mereka diminta melakukan isolasi diri selama 14 hari ke depan terhitung mulai 24 Maret.

"Jika dalam masa tersebut muncul gangguan kesehatan mohon memeriksakan diri ke layanan medis terdekat, dan lapor," katanya.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur, Ahmad Zayadi membenarkan bahwa pasien positif corona yang meninggal tersebut mengikuti pelatihan petugas haji di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.

Dari data yang dihimpun, pelatihan yang digelar 9-18 Maret itu diikuti oleh 415 orang, terdiri 166 petugas Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) dan 249 petugas dinas kesehatan dari seluruh Jawa Timur.

Ia mengklaim pelatihan itu digelar di Surabaya jauh sebelum mewabahanya virus corona. Segala persiapan pun dilakukan dengan baik.

"Kegiatannya kan dimulai tanggal 9 Maret hingga tanggal 18 Maret kemarin. Jadi memang kegiatan itu jauh sebelum ada ramai-ramai ini," kata Zayadi melalui sambungan telepon.

[Gambas:Video CNN]

Usai mengetahui kasus meninggalnya salah satu petugas tersebut, kata Zayadi, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan Kantor Kemenag dan Dinas Kesehatan di seluruh kabupaten/kota di Jatim.

Ia meminta agar seluruh petugas yang hadir pada pelatihan tersebut untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya. Dinas Kesehatan juga diminta untuk melakukan pendataan siapa saja yang memiliki riwayat dengan almarhum selama pelatihan.
Tak hanya itu para petugas yang merasa satu kamar, satu ruangan kelas dengan pasien juga diminta untuk langsung mengisolasi diri selama 14 hari ke depan.

"Kami sudah sampaikan ke kantor Kemenag se-Jatim agar kawan-kawan yang kemarin bersama-sama dengan Dinas Kesehatan menyelenggarakan pelatihan petugas haji itu, segera memeriksakan kesehatannya," ujarnya.

Lebih lanjut, Zayadi juga memerintahkan kepada UPT di Asrama Haji Sukolilo untuk segera melakukan pembersihan dan penyemprotan cairan disinfektan. (frd/fra)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER