Wali Kota Semarang Minta Anies Beri Data Perantau

CNN Indonesia
Senin, 30 Mar 2020 06:43 WIB
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengkritik kinerja Pemprov DKI yang menurutnya melempar masalah gelombang mudik ke Pemprov dan Pemda asal perantau.
Kota Semarang melakukan penutupan beberapa ruas jalan protokol kawasan pusat kota untuk mengurangi aktivitas warga keluar rumah. (CNNIndonesia/ Damar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta Gubernur DKI Anies Baswedan memberikan data jumlah perantau yang sudah keluar Jakarta untuk mudik.

Data tersebut, kata Hendrar, nantinya akan dicek masing-masing daerah tujuan perantau sehingga dapat membantu deteksi dan upaya pencegahan penyebaran virus corona (covid-19) yang dibawa oleh perantau.

"Kita ini yang di bawah, di daerah terus ditekan diminta melakukan pendataan terus, kenapa kok pas di Jakarta tidak didata lebih dulu, yang ke Semarang berapa, yang ke Winogiri berapa, nanti data itu dikirim untuk bisa melakukan tindakan selanjutnya", kata Hendrar usai meninjau rumah isolasi corona di Semarang, Minggu (29/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hendrar mengkritik kinerja Pemprov DKI yang menurutnya seolah-olah melempar masalah gelombang mudik dini ke Pemprov dan Pemda asal perantau. 

"Kalau sekarang apa-apa yang ditekan daerah, yang diminta daerah, terus yang di Jakarta kerjanya apa," katanya.
Sebab itu, dia meminta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk berkomunikasi aktif dengan Gubernur DKI Anies Baswedan untuk membuat data.

Meski belum sebanyak seperti di Wonogiri, jumlah perantau dari Jakarta yang masuk Kota Semarang mulai meningkat. Untuk itu, Pemkot Semarang bersama Polri dan TNI memperketat pemberlakuan protokol kesehatan kepada setiap penumpang transportasi umum dari Jakarta baik bus, kereta api hingga pesawat.

Direktur Lalu-Lintas Polda Jateng Kombes Polisi Subandriya mengatakan Polda Jawa Tengah melakukan screening atau pemeriksaan di seluruh terminal bus di Jawa Tengah dan akses jalur perbatasan untuk mencegah penyebaran covid-19.

Proses screening diawali dengan penerapan standar protokol kesehatan, yakni pemeriksaan suhu tubuh, cuci tangan hingga sterilisasi dengan desinfektan pada awak bus dan penumpangnya.

Khusus untuk penumpang asal Jakarta, pihak Kepolisian akan melakukan pendataan jejak aktivitas, terlebih bagi yang mengeluh atau mengalami sakit seperti demam, batuk dan sesak nafas. Hal ini dilakukan karena Jakarta telah ditetapkan sebagai zona merah covid-19.

"Ini langkah pro aktif kami karena melihat arus dari Jakarta masuk Jateng terus mengalami kenaikan," katanya.

Menurut Subandriya, berdasarkan pendataan penumpang, para pemudik mengambil langkah pulang ke kampung halaman karena sudah tidak bekerja.

"Tempat kerja mereka tutup imbas corona, apalagi kita tahu bila Jakarta itu zona merah. Ini yang kita lihat sehingga jangan sampai penyebarannya makin masif karena dibawa oleh perantau yang mudik ke Jateng.", ungkap Direktur Lalu-Lintas Polda Jateng Kombes Polisi Subandriya.

Selain terminal bus, Polda Jateng juga berencana akan menggelar screening di akses jalur perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat dan Jawa Tengah-Jawa Timur.

"Akan kita kembangkan ke akses jalur perbatasan. Karena banyak juga perantau yang menggunakan kendaraan pribadi", tambah Subandriya.

Di Semarang, Polisi juga mulai melakukan screening di Stasiun Kereta Api yakni Stasiun Tawang dan Stasiun Poncol. Untuk penumpang dari Jakarta yang turun di Semarang, akan diberikan protokol kesehatan dan mengisi formulir data yang berisi identitas dan kondisi kesehatan atau keluhan sakit.

Menurut Kapolrestabes Semarang Kombes Polisi Auliansyah Lubis, langkah ini dilakukan jajarannya karena gelombang mudik dengan kereta api mulai meningkat meski banyak sejumlah warga yang telah melakukan pengembalian tiket karena batal mudik.

"Yang dari Jakarta, datanya terus meningkat. Penumpang yang turun di Semarang masih banyak, padahal katanya sudah ada yang melakukan pembatalan dengan mengembalikan tiket", kata Aulia.

[Gambas:Video CNN]

Penutupan Jalan

Kota Semarang telah melakukan penutupan beberapa ruas jalan protokol kawasan pusat kota untuk mengurangi aktivitas warga keluar rumah.

Beberapa ruas jalan yang ditutup didominasi yang menuju kawasan Simpang Lima. Jalan yang yakni Jalan Ahmad Yani, dari simpang RRI ke arah Simpang Lima, Jalan Pahlawan, dari bundaran air mancur ke arah Simpang Lima, Jalan Gajah Mada, dari Gendingan ke arah Simpang Lima. Kemudian Jalan Pandanaran , mulai Tugu Muda ke arah Simpang Lima dan Jalan Pemuda, dari Mal Paragon ke arah Tugu Muda.

Penutupan beberapa ruas jalan protokol dimulai pukul 18.00 - 06.00 WIB setiap hari dan dimulai pada Minggu (29/3).

"Sesuai dengan protokol kesehatan dan social distancing, diharapkan di rumah saja, tapi sampai saat ini masih banyak ramai warga yang keluar rumah. Ya sudah kita tutup beberapa ruas protokol", kata Hendrar.

Kata Hendrar, jika belum ada perubahan, maka ruas jalan protokol akan ditutup selama 24 jam dan akan diperluas. 

"Nanti kita evaluasi, kalau belum berubah, masih ramai akan kita berlakukan 24 jam dan perluas", tambahnya.

Meski mulai diberlakukan penutupan beberapa ruas jalan, Pemkot Semarang tetap belum akan memberlakukan local lockdown atau karantina wilayah.
(dmr/ugo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER