Jakarta, CNN Indonesia -- Komunitas Pasien
Cuci Darah Indonesia meminta rumah sakit rujukan menyediakan alat cuci darah di dalam ruang isolasi pasien terinfeksi
virus corona (Covid-19).
Selain rumah sakit rujukan, alat tersebut perlu disediakan di rumah sakit darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.
"Tuntutan kami lengkapi semua rumah sakit dengan fasilitas hemodialisa (alat cuci darah) dalam ruang isolasi, terutama rumah sakit rujukan dan termasuk di Wisma Atlet," kata Ketua Umum KPCDI Tony Samosir melalui keterangan pers, Senin (30/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tony mengatakan ada seorang pasien gagal ginjal yang juga pasien dalam pengawasan (PSP) virus corona menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, Jakarta.
Menurut Tony, pasien tersebut sudah mengalami gagal ginjal cukup parah sehingga hidupnya bergantung pada alat cuci darah. Namun kini ia harus diisolasi karena diduga terpapar virus corona.
Tony mengatakan pasien tersebut mengaku tak bisa menjalani cuci darah selama diisolasi. Pihak RSUP Fatmawati menyatakan cuci darah baru bisa dilakukan setelah hasil pemeriksaan corona pasien keluar.
"Racun dan cairan sudah menumpuk. Pasien saat ini menderita sekali. Bila nyawanya melayang bukan karena virus corona, tetapi tidak mendapat pelayanan cuci darah?," ujarnya.
Menurut pengetahuan Tony, rumah sakit seharusnya punya mekanisme penanganan pasien gagal ginjal di tengah wabah corona. Standar penanganan tersebut juga sudah dibahas oleh Perhimpunan Nefrologi Indonesia.
Tony menyebut pasien cuci darah rentan mengalami demam dan sesak napas.
"Kalau rumah sakit rujukan sekelas RSUP Fatmawati saja tidak menyediakan fasilitas tersebut, bagaimana rumah sakit lainnya yang kategorinya di bawah itu? Tentu lebih parah lagi. Dan faktanya rumah sakit yang bukan rujukan saja, tak ada satupun yang siap menangani pasien cuci darah bila dinyatakan ODP, PDP dan suspect virus corona," katanya.
Bagian hubungan masyarakat RSUP Fatmawati, Wini mengaku sudah menerima laporan dari Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia terkait pasien gagal ginjal yang menjadi PDP corona belum bisa melakukan cuci darah selama diisolasi.
"RSUP Fatmawati sudah terima [laporan tersebut] dan sedang dalam pembahasan pimpinan," kata Wini saat dikonfirmasi lewat pesan singkat.
[Gambas:Video CNN]Namun ia tidak menjelaskan lebih lanjut perkara sebab maupun kemungkinan kekurangan alat kesehatan yang dimiliki rumah sakit.
Sejumlah pihak sebelumnya mengingatkan pemerintah agar ketersediaan alat kesehatan diprioritaskan dalam menangani virus corona. Salah satunya diungkapkan Dekan FKUI Ari Fahrial Syam.
Menurut Fahrial, pemerintah tak hanya menyediakan alat ventilator di sejumlah rumah sakit tetapi juga alat pencuci darah karena virus corona bisa memunculkan komplikasi pada fungsi ginjal.
(fey/fra)