Rapid Test Corona Jabar: 1.190 Orang Terindikasi Positif

CNN Indonesia
Senin, 13 Apr 2020 21:08 WIB
Sebanyak 1.190 orang di Jabar terindikasi positif corona berdasarkan rapid test, atau jauh lebih besar dari data pemerintah per 13 April 2020.
Ilustrasi rapid test. (ANTARA FOTO/Umarul Faruq)
Bandung, CNN Indonesia -- Data terbaru hasil tes cepat (rapid test) virus corona (Covid-19) di Jawa Barat per Senin (13/4), mencatat dari 51.836 alat tes yang digunakan di 27 kabupaten/kota ada 1.190 orang terindikasi positif.

"Jadi dari alat tes sebanyak 75 ribu yang sudah disebarkan, sudah masuk laporan 51.836. Dari jumlah itu yang positif rapid test sebanyak 1.190," kata juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Daud Achmad di Bandung.

Data 1.190 orang di Jabar terindikasi positif belum dimasukkan dalam database corona nasional. Menurut data pemerintah per 13 April, jumlah pasien positif virus corona (Covid-19) di Indonesia per Senin (13/4) secara kumulatif mencapai 4.557 orang. Dari jumlah itu, Jawa Barat menyumbang angka 540 kasus positif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dinas Kesehatan Provinsi Jabar pun menyatakan rapid test bukan diagnosa final seseorang positif corona. Mereka yang dinyatakan positif berdasarkan rapid test, masih harus menjalani tes swab yang diuji di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar guna memastikan statusnya.

"Bagi yang positif tentunya akan dilanjutkan pemeriksaan lanjutan yaitu tes swab," ujar Daud.

Daud juga menyebut rapid test akan terus dilakukan sepanjang masih dibutuhkan.

"Jadi selama ini masih ada alat tes yang ada di gudang, ada 24 ribu unit untuk rapid diagnostic test dan PCR 20 ribu unit. Segera digunakan dan sasarannya untuk orang yang telah terpantau dan prioritas menjalani rapid test dan PCR," katanya.

Daud pun kembali mengimbau agar masyarakat di Jabar mematuhi protokol kesehatan selama corona.

"Melihat data ini di wilayah Jabar, masih perlu terus diingatkan mengenai social distancing, pemakaian masker dan cuci tangan. Ini masih harus terus diedukasi karena kalau tidak dilakukan potensi untuk viurus menyebar masih besar," ujarnya. (hyg/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER