Jika Tak Diintervensi, 1.046 ODP Akan Mudik dari Jakarta

CNN Indonesia
Selasa, 14 Apr 2020 21:35 WIB
Calon penumpang bersiap menaiki kereta api di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu, 2 Juli 2016. PT KAI Daops I Jakarta Bambang S. Prayitno memperkirakan jumlah penumpang pada mudik Lebaran 2016 di Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen naik dari 1.519.487 penumpang pada 2015 menjadi 1.598.000 penumpang pada 2016, atau naik 5 persen. Pada masa mudik Lebaran tahun ini, Daops I menyiapkan sebanyak 52 kereta api reguler, 14 kereta api tambahan dan tujuh kereta api fakultatif.
Pemerintah didesak mengintervensi pelaksanaan mudik untuk menekan penyebaran corona. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) yang diperkirakan bakal mudik dari DKI Jakarta ke berbagai daerah diperkirakan sebanyak 1.046. Karena itu perlu intervensi pemerintah agar mereka tidak mudik saat lebaran nanti.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Mobilitas dan Sebaran Penduduk Ikatan Praktisi dan Ilmu Demografi Indonesia (IPADI) Chotib Hasan dalam sebuah webinar yang digagas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada Selasa (14/4).

"Akan ada tambahan 1.046 ODP dari pemudik yang akan menyebar ke daerah-daerah tujuan mudik, terutama Jawa Tengah dan Jawa Barat, serta provinsi-provinsi lain di Jawa dan Sumatra," kata Chotib.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chotib mengatakan, sekitar 3,8 juta jiwa atau sekitar 36 persen penduduk Jakarta akan melakukan mudik lebaran jika tak ada intervensi dari pemerintah.

Sementara itu, jika pemerintah mengintervensi masyarakat untuk mudik, maka jumlah pemudik akan menjadi berkurang, hanya sekitar 735 ribu orang atau sekitar 7 persen dari penduduk ibu kota. Itu pun masih ada 203 ODP yang mudik.

Lebih lanjut Chotib menjelaskan, intervensi dari pemerintah bisa berupa pelarangan mudik di daerah asal dan penutupan lokasi di daerah tujuan mudik.

Ini pun memerlukan kerja sama antarapemerintah daerah dan dorongan dari pemerintah pusat.

Tidak hanya itu, hal yang juga patut diwaspadai menurut Chotib yakni fenomena arus balik pascalebaran. Menurut dia, biasanya, jumlah orang yang kembali ke Jakarta usai mudik lebih besar dari pemudik.

"Jika tanpa intervensi akan ada 1.059 ODP dari mereka yang balik ke Jakarta. Sementara jika dengan intervensi akan ada tambahan sekitar 205 ODP pada arus balik ke Jakarta," tegas Chotib.

Menurut dia, arus balik ini akan turut memberikan dampak signifikan, karena berpotensi menjadi penularan virus corona gelombang kedua di DKI Jakarta. Ia pun mewanti-wanti pemerintah untuk memperhatikan hal tersebut.

Imbauan agar masyarakat tidak mudik saat wabah virus corona sudah disampaikan jauh-jauh hari, baik lewat pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah khawatir dengan mobilitas masyarakat saat mudik, virus corona malah akan semakin menyebar.

Pemerintah pusat juga bakal memberikan bantuan kepada masyarakat yang tidak mudik.

Dana tersebut akan diberikan kepada masyarakat yang ekonominya terdampak virus corona. Tak hanya yang tinggal di Jabodetabek, masyarakat di daerah lain pun akan diberikan dana bantuan sosial tersebut.
(dmi/sur)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER