Bogor, CNN Indonesia -- Pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (
PSBB) di Bogor, Jawa Barat, pada hari pertama, Rabu (15/4), berdampak pada tingkat keramaian di jalanan maupun fasilitas publik. Namun, itu tak membuat Bogor seperti kota mati.
Tak tampak pula penjagaan di pintu masuk atau keluar kota, serta nihil razia dari aparat kepolisian terhadap kemungkinan pelanggaran aturan PSBB oleh pengendara.
Berdasarkan pantauan
CNNIndonesia.com, kawasan Tugu Kujang, di Kota Bogor, tak seramai biasanya. Pada hari kerja maupun saat akhir pekan sebelum PSBB, daerah simpang tiga pertemuan Jalan Otto Iskandardinata, Jalan Raya Pajajaran, dan Jalan Raya Bogor-Sukabumi, itu biasanya dipadati kendaraan pribadi maupun angkot di ketiga jalurnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, lalu lintas terbilang cukup lancar meski tak lengang. Hanya tampak tiga angkot tengah terparkir menunggu penumpang alias 'ngetem' di kawasan itu, sekitar pukul 09.04 WIB. Selain itu, beberapa mobil dan sepeda motor pribadi, beberapa di antaranya berboncengan, melintas di tiga jalan itu.
Di wilayah ini, tak terlihat penjagaan ketat dan razia dari kepolisian atau pun Dinas Perhubungan.
Senada, tak tampak penjagaan petugas di pintu tol Bogor. Meski begitu, arus kendaraan terbilang tak ramai.
 Suasana Tugu Kujang tak seramai biasanya. ( CNN Indonesia/Yoko Sari) |
Hanya tampak pemblokiran jalan di sebelah pintu tol Bogor menuju arah tanah Baru, Warung Jambu, dan sekitarnya dengan menggunakan water barrier. Terpampang papan pengumuman yang menuliskan soal PSBB Kota Bogor.
Sementara itu, tampak pos penjagaan atau
check point berwarna biru-putih yang diisi oleh petugas Dishub setelah exit tol Baranangsiang. Tak tampak aparat kepolisian. Para petugas kebanyakan terlihat tengah duduk atau melayani warga.
Beberapa pengendara sepeda motor yang membonceng penumpang beberapa kali lalu-lalang di lokasi itu. Petugas tak menyetop mereka.
Di luar itu, pemblokiran jalan juga dilakukan di sejumlah kompleks permukiman dengan memasang palang atau portal. Petugas keamanan menanyakan kepentingan kepada warga yang datang.
Terminal dan PasarEfek hari pertama PSBB terasa di terminal bus Baranangsiang. Terlihat setidaknya empat bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang bersiap di jalur keberangkatan. Dua yang terdepan adalah bus jurusan Bogor-Tanjung Priok dan jurusan Bogor-Bandung.
 Terminal bus Baranangsiang sepi penumpang. (CNN Indonesia/Yoko Sari) |
Bus jurusan pertama, yang didominasi warna merah, belum juga berangkat setelah 'ngetem' satu jam. Tak ada calon penumpang yang datang.
Suasana yang sama terjadi di Pasar Suryakencana, Bogor. Tak banyak pengunjung yang datang, termasuk di bagian sembako yang ada di lantai dasar dan
basement. Para penjual lebih banyak berinteraksi dengan sesama dan bermain ponsel.
Bilik sanitasi atau ruang penyemprot disinfektan yang disediakan pun tak ada yang menggunakan.
Pedagang ikan asin, Adi, dan penjual sayur, Endang, mengaku pasar ini pun sudah sepi sejak pandemi Covid-19. Setelah penerapan PSBB, keduanya mengaku pasar makin sepi.
Sebelumnya, PSBB di Bogor, Depok, Bekasi resmi diberlakukan hari ini, Rabu (15/4). Status ini membuat wilayah Bodebek mengetatkan aturan, termasuk dalam hal transportasi. Namun, tak ada pelarangan arus keluar masuk kota.
(yns/arh)
[Gambas:Video CNN]