Banda Aceh, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi Aceh mengaktifkan laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) milik Kementerian Kesehatan, di Kawasan Lambaro, Aceh Besar, Kamis (16/4). Meski sudah difungsikan cairan kimia untuk tes
virus corona (Covid-19) berupa
reagen masih terbatas.
Pelaksana tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan lab PCR tersebut sudah dinilai laik untuk melakukan tes swab pasien yang terindikasi terpapar virus corona. Namun, stok
reagen hanya bisa untuk melakukan tes 80 sampel pasien Covid-19.
"Lab ini sudah layak digunakan, bahannya yang agak lama,
reagen. Tapi dengan hari ini sudah
launching dan dua sudah dilakukan tes swab dari 80
reagen yang tersedia," ujar Nova.
Nova mengaku pihaknya tengah mencari pihak distributor
reagen, baik dari Jerman maupun negara lain yang memproduksi cairan kimia untuk tes virus itu. Ia menyebut ingin mengaktifkan juga laboratorium di Universitas Syiah Kuala, juga bisa difungsikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sedang menjejaki ke langsung produsennya di Jerman dan distributornya di Jakarta. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa dapatkan," ujarnya.
Selain mencari
reagen, Nova mengatakan pihaknya juga membutuhkan sekitar 30 ribu alat
rapid test. Saat ini, pihaknya baru mendapatkan sekitar 7.200 alat
rapid test yang diperuntukkan untuk tenaga medis.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Hanif mengatakan pihaknya sedang memeriksa swab dua pasien dengan status Pasien dalam Pengawasan (PDP) asal Kabupaten Gayo Lues di laboratorium yang baru berfungsi itu.
"Hasil swabnya besok baru keluar," ujarnya.
Sampai hari ini, jumlah pasien terpapar virus corona di Aceh sebanyak lima orang. Dari jumlah itu, satu pasien meninggal dunia dan empat orang dinyatakan sembuh. Sementara pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 58 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 1.433 orang.
(dra/fra)
[Gambas:Video CNN]