Jakarta, CNN Indonesia -- Warga
Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku, mengabaikan jaga jarak di masa Pembatasan Sosial Berskala regional (PSBR) pandemi
virus corona dengan berdesakan saat mengantre pendistribusian 5 ribu liter minyak tanah bersubsidi dari pemerintah setempat, Selasa (21/4).
Kepala Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Seram Bagian Timur, Adam Rumbalifar, membenarkan terjadi antrean panjang ratusan warga di depan kantor Disperindag Kecamatan Bula, Seram Bagian Timur, untuk mendapatkan jatah minyak tanah.
Menurut Adam, antrean tersebut karena warga khawatir tidak kebagian minyak tanah, sehingga tak memedulikan pemberlakuaan pembatasan
physical distancing atau menjaga jarak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami hanya salurkan 5 ribu liter dari 10 ribu liter yang disediakan, namun sangat terbatas, sehingga warga terpaksa berdesakan tanpa harus mengedapankan
physical distancing atau menjaga jarak," kata Adam saat dihubungi Selasa (21/4).
Dijelaskan Adam, pembagian tersebut merupakan program pemerintah demi menekan kelangkaan minyak tanah dan membantu masyarakat kurang mampu di tengah wabah virus corona (Covid-19) di wilayah itu.
Peluncuran sekitar 5 ribu liter minyak tanah itu juga sebagai bentuk operasi pasar di tengah pemberlakuan PSBR di Maluku.
"Ini untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak Covid-19, serta membantu kebutuhan warga menghadapi bulan suci Ramadan 1441 hijriah," ucap Adam.
Muna, warga setempat menyayangkan sikap aparat kepolisian yang membiarkan masyarakat berkerumunan mengantre tanpa menggunakan penutup wajah atau masker.
Ia meminta pemerintah Seram Bagian Timur tidak mengulangi pendistribusian bantuan dengan jumlah yang banyak. Ia menyarankan agar setiap bantuan dibagi ke setiap RT, sehingga mengurangi kerumunan demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Sementara itu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Seram Bagian Timur, Abdul Gafar, mengecam program Dinas Perdagangan dan Perindustrian SBT terhadap bantuan minyak tanah di tengah PSBR di Maluku.
Ia menyayangkan pemerintah setempat melakukan pembiaran terhadap penyebaran virus corona di daerah tersebut karena kepadatan warga yang mengantre kebutuhan rumah tangga.
"Jangan main-main dengan virus corona. Virus ini membahayakan kesehatan, harusnya pemerintah mengatur protokol kesehatan sehingga melindungi warga selama menerima bantuan minyak tanah," ucap Gafar.
(sai/ugo)
[Gambas:Video CNN]