Polri Sebut Ravio Ditangkap bersama Warga Belanda

CNN Indonesia
Kamis, 23 Apr 2020 19:28 WIB
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono menyampaikan keterangan pers terkait antisipasi virus corona di Mabes Polri, Jakarta, Senin (2/3).
Brigjen Pol Argo Yuwono. (CNN Indonesia/Damar Iradat)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi menyebut peneliti kebijakan publik dan pegiat demokrasi, Ravio Patra, ditangkap bersama dengan warga negara Belanda.

Menurut polisi, Ravio ditangkap saat berada di sekitar wilayah Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (22/4) malam. Argo menjelaskan, penangkapan itu dilakukan saat Ravio akan pergi menaiki mobil dengan nomor pelat diplomatik dari Kedutaan Belanda.

Dalam penangkapan itu, Polisi juga mengamankan seorang warga negara Belanda berinisial RS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang bersangkutan kemudian kami amankan pada saat mau memasuki kendaraan berpelat CD, diplomatik dari Kedutaan Belanda," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri, Brigjen Argo Yuwono melalui siaran langsung di akun Instagram Divisi Humas Polri, Kamis (23/4).

"Jadi Warga Negara Belanda atas nama inisial RS dan RPS kami lakukan pemeriksaan di PMJ," ucap Argo menambahkan.

Meskipun demikian, Argo tidak menjelaskan secara rinci mengenai sosok WN Belanda yang turut dicokok oleh penyidik untuk diperiksa di Polda Metro Jaya.

Dijelaskan polisi, penangkapan Ravio Patra berawal dari laporan seseorang yang menerima pesan singkat dari nomor tidak dikenal tentang ajakan melakukan penjarahan.

"Polda Metro Jaya telah menerima laporan, ada saksi inisial DR dia menyampaikan laporan ke PMJ bahwa menerima WA dari seseorang," tutur Argo.

Pesan singkat yang berisi ajakan untuk melakukan aksi penjarahan pada akhir bulan April 2020 itu pun kemudian diselidiki oleh polisi.

Selama proses penelusuran, kata Argo, didapatkan bahwa pemilik dari nomor tak dikenal tersebut merupakan milik Ravio Patra.

Penangkapan Ravio ini mencuat usai Direktur Eksekutif SAFEnet Damar Juniarto mengabarkan hal tersebut.

Sebelum ditangkap, Damar menjelaskan bahwa akun WhatsApp Ravio sempat diretas oleh orang tak dikenal yang dia duga adalah polisi. Peretasan itu, kata Damar, dilakukan untuk menyeret Ravio sebagai seorang aktivis ke dalam kasus.

Selama akun tersebut diretas, Damar menuturkan bahwa pelaku menyebarkan pesan-pesan bernada provokasi. Hal itu terungkap usai akun tersebut dapat dipulihkan dua jam kemudian.

"Krisis, sudah saatnya membakar! Ayo kumpul dan ramaikan 30 April aksi penjarahan nasional serentak semua toko yang ada di dekat kita bebas dijarah," demikian bunyi pesan tersebut.

Damar menyebut dirinya telah meminta Ravio mengumpulkan semua bukti terkait peretas untuk diperiksa lebih lanjut.

Tim pendamping hukum dari Koalisi Tolak Kriminalisasi dan Rekayasa Kasus pun mendatangi Mapolda Metro Jaya untuk mencari tahu soal nasib Ravio tersebut. Tak hanya itu, Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak polisi agar menghentikan dugaan upaya kriminalisasi terhadap aktivis Ravio Patra yang ponselnya telah diretas.

Mereka juga mendesak Kapolri Jenderal Pol Idham Azis memerintahkan jajarannya membebaskan Ravio serta mengungkap pelaku peretasan. (mjo/ugo)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER