Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Pakar Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui ada keterlambatan dalam proses distribusi
reagen corona sehingga menghambat jumlah pengujian tes deteksi
virus corona (Covid-19).
Reagen diketahui merupakan cairan untuk menguji tes Covid-19 dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
Selain keterlambatan distribusi reagen, waktu tunggu hasil tes yang lama juga menjadi kendala.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah mencapai 10 ribu tes per hari sebagai kapasitas pengujian maksimal harian. Tapi masih ada beberapa situasi yang butuh ditingkatkan yaitu keterlambatan distribusi reagen, waktu tunggu hasil uji tes, dan kekurangan sumber daya," ujar Wiku dalam jumpa pers, Kamis (30/4).
Menurut Wiku, situasi itu turut berpengaruh pada jumlah pengujian tes yang dilakukan.
Namun, ia mengatakan, pemerintah telah berupaya dengan menyiapkan 46 laboratorium untuk menguji tes deteksi Covid-19. Laboratorium itu merupakan gabungan milik Kementerian Kesehatan, BPOM, dan pihak swasta.
"Sudah ada 46 laboratorium di seluruh wilayah Indonesia yang aktif melakukan pengujian Covid-19," katanya.
Dari sejumlah pemberitaan menyebut, ketidaktersediaan kit reagen pemeriksaan tes PCR di NTT dinilai menghambat deteksi Covid-19. Gugus Daerah NTT mengaku masih menunggu impor reagen dari Korea Selatan yang dibagikan oleh Kementerian Kesehatan.
Selama belum ada reagen, pemeriksaan tes PCR dari NTT akan memakan waktu. Di sisi lain, pengiriman sampel swab hasil tes PCR juga terkendala karena tak ada layanan penerbangan imbas larangan mudik.
Pemerintah sendiri telah menargetkan agar jumlah tes PCR untuk mendeteksi covid-19 ditingkatkan menjadi 10 ribu per hari.
Target ini sempat disebut mustahil karena minim ketersediaan reagen maupun detektor PCR.
(psp/osc)
[Gambas:Video CNN]