Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Sosial akan mengurangi jumlah barang yang terdapat di dalam bantuan sosial (
bansos) berupa sembilan bahan pokok (sembako) yang dibagikan selama pandemi
virus corona (Covid-19).
Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara berkata pengurangan jumlah barang ditempuh sebagai salah satu solusi atas sejumlah kendala yang dihadapi pihaknya dalam penyaluran bansos sembako ke masyarakat terdampak pandemi virus corona (Covid-19).
"Solusi yang kami lakukan adalah jumlah item yang awalnya ada 10 akhirnya kami putuskan untuk menyederhanakan menjadi empat item, sehingga apabila kita kurangi itemnya tentunya pengadaannya lebih mudah," kata Juliari dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR yang dilakukan secara daring pada Rabu (6/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bansos sembako terdiri dari beberapa item antara lain mi instan, minyak goreng hingga beras. Bansos ini disalurkan selama tiga bulan dari April hingga Juni. Paket bansos senilai Rp600 ribu per kepala keluarga, disalurkan dua kali dalam sebulan sehingga setiap paket bernilai Rp300 ribu.
Juliari tidak menjelaskan item-item yang akan dikurangi dalam bansos sembako tersebut. Dia hanya menerangkan penyebab pengurangan item bansos karena menghadapi tiga kendala dalam penyaluran ke masyarakat.
Kendala pertama, politikus PDIP itu menyampaikan, pihaknya kesulitan dalam mendapatkan vendor.
Menurutnya, hal ini terjadi karena pesanan yang banyak serta proses pembayaran yang baru dilakukan setelah pesanan selesai dikerjakan.
"Kalau urusan dengan pemerintah tentunya dibayar belakangan," kata Juliari.
Dia melanjutkan kendala berikutnya adalah situasi di sejumlah produsen yang sudah menurunkan jumlah produksi. Menurutnya, situasi ini terjadi karena sejumlah pabrik telah mengurangi jumlah buruh.
"Saat (pandemi) virus corona ini banyak produsen-produsen makanan yang sudah menurunkan tingkat produksinya sehingga ada pabrik-pabrik yang sebagian besar karyawannya sudah mudik atau bahkan dirumahkan," tuturnya.
Kemudian, kata Juliari, pihaknya tak bisa memaksa vendor-vendor untuk mempekerjakan para buruhnya sesuai waktu normal karena sedang menjalankan ibadah puasa.
"Begitu kita bekerja satu minggu bulan puasa dimulai sehingga karena ini pekerjaannya sangat manual tentunya kami tidak bisa memaksa para vendor dan para pekerja di vendor-vendor tersebut untuk bekerja secepatnya atau seperti pada bulan normal," tuturnya.
Berangkat dari itu, pihaknya memutuskan untuk mengurangi jumlah barang di dalam bansos sembako. Selain itu, pihaknya juga telah menambah jumlah vendor yang mengerjakan pengadaan bansos sembako ini dari lima menjadi 14 vendor saat ini.
"Awalnya hanya lima, saat ini sudah ada kira-kira 14 vendor. Namun, memang karena masing-masing vendor ada kendalanya seperti kendala keuangan dan lain sebagainya," tutur Juliari.
(mts/wis)
[Gambas:Video CNN]