Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Joko Widodo menyatakan pengujian spesimen untuk tes
virus corona (Csovid-19) menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) saat ini baru mencapai 4.000-5.000 sampel per hari.
Jumlah ini, kata Jokowi, masih jauh dari target yang ia tentukan yakni 10 ribu spesimen per hari.
"Saya baru dapat laporan, kemampuan pengujian spesimen untuk PCR sudah mencapai 4.000-5.000 sampel per hari. Ini masih jauh dari target yang saya berikan yang lalu, yaitu 10 ribu spesimen per hari," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19 yang melalui siaran langsung akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin (11/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi mengatakan saat ini sudah ada 104 laboratorium rujukan yang digunakan untuk uji spesimen virus corona. Namun dari ratusan lab tersebut, baru 53 lab yang telah digunakan menguji spesimen. Sementara 51 lab lainnya belum digunakan.
"Saya ingin agar ini dipastikan lab-lab tersebut berfungsi maksimal," katanya.
Insert Artikel - Waspada Virus Corona. (CNN Indonesia/Fajrian) |
Jokowi sebelumnya telah menargetkan agar pemeriksaan virus corona menggunakan metode PCR dapat mencapai 10 ribu per hari. Menurutnya, peningkatan jumlah tes PCR juga berarti memperluas jangkauan pemerintah dalam mendeteksi virus corona.
Jokowi mengatakan perluasan jangkauan bisa mengurangi penumpukan pemeriksaan sampel, terutama di daerah yang menjadi pusat atau episentrum penyebaran wabah corona.
Namun target itu sempat disebut mustahil oleh staf khusus Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Alex K. Ginting.
Pada April lalu, Alex mengatakan bahwa penambahan alat berupa reagen maupun detektor PCR tak lantas meningkatkan jumlah tes spesimen mencapai 10 ribu per hari. Sebab, pengujian spesimen menggunakan metode PCR juga butuh waktu lama. Selain itu diperlukan SDM yang banyak dan berkualitas untuk menguji spesimen di laboratorium.
(psp/pmg)
[Gambas:Video CNN]