Ribuan Orang Berkerumun Demi Bansos Rp600 Ribu di Surabaya

CNN Indonesia
Selasa, 12 Mei 2020 15:14 WIB
Petugas memberikan Bantuan Sosial Tunai (BST) pada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kantor Pos Cimahi, Jawa Barat, Minggu (10/5/2020). Pemerintah melalui Kementerian Sosial menyalurkan dana bantuan sosial tunai senilai Rp600.000 kepada 13.491 Keluarga Penerima Manfaat di Kota Cimahi yang terdampak wabah COVID-19. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan orang memadati area Kantor Pos Kebon Rojo Jalan Jawa, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya, pada hari pertama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap dua di Kota Surabaya, Selasa (12/5) pagi.

Kerumunan massa antre untuk mendapatkan dana bantuan sosial (bansos) sebesar Rp600 ribu dari Kementerian Sosial.

Kepala Kantor Pos Kebon Rojo Dino Ariyadi menduga warga tidak menyimak baik informasi pembagian dana bansos sehingga akhirnya datang secara bersamaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya sudah dijadwalkan dari jam sekian sampai jam sekian, RW berapa dan seterusnya. Namun saya tidak tahu bagaimana informasinya sehingga mereka datang bersamaan," kata Dino dikutip dari siaran CNNIndonesia TV, Selasa (12/5).

Pembagian dana bansos terjadwal dibuka pada pukul 07.30 WIB hingga 15.00 WIB. Terpantau tidak ada pengamanan ketat di lokasi saat warga berdesakan di depan pintu Kantor Pos.

Dino mengatakan pihaknya telah mengambil inisiatif untuk mengerahkan petugas ekstra demi mempercepat proses pembagian dana bansos.

"Prinsipnya kami coba segera urai, untuk terjadinya proses percepatan pembayaran sehingga tidak menimbulkan kerumunan dalam waktu cukup lama," imbuhnya.

Tercatat kurang lebih 1.700 warga yang mendapat dana bansos untuk tiga Kelurahan di Kecamatan Gubeng, yaitu Kelurahan Mojo sebanyak 725 warga, Kelurahan Airlangga sebanyak 420 warga dan Kelurahan Gubeng yang diberikan untuk 558 warga.

Salah seorang warga yang memilih memisah dari kerumunan, Heru, mengaku khawatir.  

Heru bilang antrean tanpa sekat itu telah menghiraukan imbauan pemerintah untuk menerapkan praktik physical distancing dalam mencegah laju persebaran virus corona (Covid-19).

"Ada kelurahan sendiri-sendiri, ini kenapa jadi semrawut seperti ini, banyak orang yang bingung," ujar dia. (khr/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER