Jakarta, CNN Indonesia -- Mulan (25) bukan nama sebenarnya, mengaku khawatir saat mendengar rencana pemerintah melonggarkan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Mulan punya alasan kenapa ketakutan.
Pegawai perusahaan di BUMN itu melihat selama ini, PSBB khususnya di DKI, pun sudah sangat longgar. Banyak warga tak disiplin. Penegakan hukum serasa angin lalu.
"Di daerah rumah saya orang-orang masih
rame. Meski mereka
pake masker. Cuma lumayan
rame, contohnya di (pasar) takjil.
Rame, ngantre," ujar dia saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Selasa (12/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum lagi, kata dia, kelonggaran PSBB di sektor transportasi. Menurutnya, tak ada perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah PSBB.
"Ramai," ujar dia.
Mulan justru mengkhawatirkan pelonggaran PSBB menambah lonjakan kasus virus corona. Alih-alih berencana melonggarkan, pemerintah, kata dia, mestinya bisa lebih tegas.
"Saya khawatir kapan selesainya. Masyarakat pun masih bandel," keluhnya.
Hal berbeda dituturkan Ahmad Baehaki (50). Juru parkir di pasar Jatinegara berharap, meski tak banyak, terhadap rencana pelonggaran PSBB.
Baehaki mengeluhkan selama ini penerapan PSBB sangat berdampak pada pengunjung pasar. Pendapatannya turun jauh.
"Sebelum PSBB, saya sehari bisa dapat berkisar 150 ribu satu hari, di area pasar timur. Setelah PSBB diberlakukan, itu paling gede 100 ribu," kata Baehaki ditemui di Pasar Jatinegara, Selasa (12/5).
Ia bercerita, saat ini petugas Satpol PP bahkan hampir tiap hari melakukan sidak ke area pasar untuk menertibkan para pedagang yang tetap membuka lapak dagangan.
Kendati demikian, tak sedikit pula pedagang yang masih membuka lapak. Mereka terutama yang berada di area luar gedung utama pasar.
Pantauan
CNNIndonesia.com sekitar pukul 15.00, sejumlah pedagang memang masih membuka lapak. Bukan pedagang sembako, namun di antara mereka merupakan penjual pakaian, furniture, dan sejumlah pedagang lain yang tak dikecualikan dalam aturan PSBB.
Sementara itu, menurut Baehaki, saat ini para pedagang yang menjual kebutuhan sehari-hari yang dibolehkan buka selama PSBB, mulai dibatasi berjualan hingga pukul 14.00.
Meski mengaku pendapatannya berkurang, Baehaki memutuskan bakal mudik di lebaran tahun ini, kendati ia tahu pemerintah telah melarang mudik.
"Tetap lah, karena anak istri ada di sana. Ya mungkin bawa motor atau naik travel, ke Banten," ujar dia.
Seperti diketahui, pemerintah berencana untuk melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo memaparkan, PSBB yang kini diterapkan di 72 kota/kabupaten dari empat provinsi itu bakal dilonggarkan dengan empat kriteria, yakni prakondisi, waktu, prioritas, dan koordinasi pusat dengan daerah.
Kata dia, empat kriteria itu nanti bakal menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah sebelum PSBB bisa dilonggarkan di sejumlah wilayah.
"Presiden instruksikan ke gugus tugas untuk siapkan simulasi agar ketika kita ambil langkah pelonggaran tahapannya jelas. Ada empat kriteria itu," ujar Doni dalam jumpa pers, Selasa (12/5).
Wacana pelonggaran PSBB guna mencegah laju kenaikan jumlah kasus Covid-19 kali pertama diumumkan Menko Polhukam, Mahfud MD. Ia beralasan, pelonggaran PSBB agar masyarakat tak terkekang dan kesulitan mencari nafkah akibat PSBB.
(ain/thr/ain)
[Gambas:Video CNN]