Jakarta, CNN Indonesia -- Para perantau di
DKI Jakarta kini tidak bisa lagi menikmati
mudik atau pulang kampung di masa hari raya
Idul Fitri akibat pandemi
virus corona.
Bagi mereka yang datang ke ibu kota, terutama mencari rezeki, momen lebaran jadi sesuatu yang sangat ditunggu dan dipersiapkan dengan baik demi bisa bercengkrama serta makan enak dengan keluarga dan kerabat di kampung halaman.
Akan tetapi, hal yang ditunggu-tunggu itu kini sirna karena wabah Covid-19. Penyebaran virus tersebut membuat pemerintah memberlakukan sejumlah peraturan, termasuk pembatasan pergerakan bagi warga, salah satunya larangan mudik lokal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah pemerintah pusat menerapkan larang mudik, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga melarang warganya mudik lokal ke daerah penyangga: Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Larangan itu membuat Emir, salah seorang perantau di Jakarta, tidak berkutik dan diprediksi bakal 'mati gaya' saat lebaran nanti. Karena niatnya untuk berkunjung ke kerabatnya di Bogor teradang larangan mudik lokal yang dikeluarkan Gubernur Anies Baswedan.
"Jangan ada mudik lokal, yang boleh adalah mudik virtual," ucap Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam keterangan persnya, Sabtu (16/5).
Awalnya Emir ingin mudik ke Kepulauan Riau guna berkumpul dengan ibu, ayah, serta adiknya saat lebaran nanti. Pria yang bekerja di perusahaan media kenamaan di Jakarta itu tidak pernah absen untuk mudik.
Tetapi ia harus mengurungkan hasratnya itu karena Indonesia masih dilanda pandemi virus corona. Covid-19 membuat Emir kehilangan momen makan daging kancil dan foto bersama keluarga menggunakan baju adat Melayu di hari raya nanti.
"Baru tahun ini enggak mudik," ujar Emir melalui sambungan telepon, Sabtu (16/5).
 Gubernur Anies Baswedan melarang warganya mudik lokal. (jakarta.go.id) |
Pemuda 24 tahun itu mengaku rindu suasana lebaran bersama keluarga yang setiap tahun ia dapatkan. Guna mengobati kerinduannya itu, Emir berupaya menyiasatinya dengan berkunjung ke rumah pamannya di Bogor saat lebaran.
"Ya setidaknya merasakan suasana lebaran lah," ucap Emir.
Sayangnya, keberuntungan tidak di pihak Emir. Pemprov DKI Jakarta melarang warganya keluar daerah, sekalipun ke wilayah penyangga untuk mudik lokal.
Emir tidak tahu lagi harus beraktivitas seperti apa di hari raya Idul Fitri nanti. Rencananya bersilaturahmi dengan sanak saudara juga nyaris pupus diganjal peraturan untuk menekan penyebaran Covid-19.
"Ya bingung banget untuk menentukan langkah. Soalnya kan sudah ada rencana. Tahu-tahu ketika mendengar (larangan mudik) ya kecewa jadinya," tutur Emir.
Emir adalah salah satu dari banyak orang yang berada di pusaran tumpang tindih peraturan pemerintah soal mudik lokal.
Ketika pemerintah daerah menyatakan warganya tidak boleh mudik lokal, pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan justru tetap membuka akses keluar-masuk wilayah Jabodetabek.
"Sesuai ketentuan Permenhub Nomor 25 tahun 2020 aglomerasi yang sudah ditetapkan PSBB ini masih dapat dilakukan transportasi antar kota, antar daerah dalam Jabodetabek, tapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan," kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati melalui sambungan telepon dengan CNNIndonesia TV, Jumat (15/5).
Tidak ingin ketinggalan, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) juga memberikan keterangan soal mudik lokal yang sayangnya ikut menimbulkan perdebatan.
"(Mudik lokal) boleh, enggak ada masalah kalau itu," kata Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Benyamin saat dihubungi, Kamis (14/5).
Namun sehari berselang, Benyamin meluruskan informasi yang menyebut polisi membolehkan masyarakat mudik lokal di wilayah Jabodetabek sebagai silahturahmi.
"Itu istilahnya silaturahmi aja, kan sudah jelas kalau jalannya itu di sekitar daerah PSBB itu enggak masalah," ucap Benyamin kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (15/5).
Meski demikian, Emir tidak kehilangan akal. Ia bersikeras akan berkunjung ke rumah pamannya di Bogor pada Senin (25/5) nanti dengan menyusuri jalan tikus.
"Ingin coba dulu lah. Paling nanti cari thau dulu biar aman. Atau kalau enggak saya tanya orang di sana (Bogor) ada jalan aman enggak?" tutur Emir.
Selain Emir, Fariansyah juga menjadi warga lain yang galau dengan larangan mudik Pemprov DKI Jakarta. Padahal, pria 27 tahun ini ingin mengunjungi dua tempat sekaligus saat lebaran, Tangerang dan Bogor.
Pikiran Fariansyah makin mumet dengan larangan mudik lokal karena sebelumnya pemerintah sendiri tidak jelas dalam menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna menekan penyebaran vorus corona.
"Dari awal pun (peraturan) sebenarnya udah membingungkan sih. Sejak PSBB dimulai itu kan simpang siur ya infonya. Sampai menjelang lebaran pun tidak ada penegasannya," kata Fariansyah.
"Anies kan bilang kalau keluar-masuk Jabodetabek enggak boleh. Menurut saya, masyarakat umum kalau untuk mencuri-curi lewat jalan-jalan kecil masih bisa sih kayaknya," ucap Rian, sapaan Fariansyah.
Rian mengaku sebagai salah satu orang yang meragukan penerapan peraturan dari pemerintah, termasuk Pemprov DKI Jakarta. Pasalnya berdasarkan pemantauan dia selama PSBB, masih banyak kerumunan di ibu kota.
"Agak enggak percaya sih dalam segi praktik. Saya lihat kejadian (pelanggaran) dalam dua bulan terakhir. Ya bisa dilihat sendiri lah sama yang lain juga," tutur Rian.
Rian dan Emir sendiri masing-masing tinggal di indekos di kawasan Jakarta. Jika mengikuti aturan Kemenhub dan Polri, seharusnya mereka bisa berangkat untuk bersilaturahmi lebaran di wilayah Jabodetabek.
Akan tetapi, apabila menuruti peraturan dari Pemprov DKI, Rian dan Emir tidak lagi memiliki harapan menyiasati suasana lebaran di tengah pandemi virus corona.
(ndn/mik)
[Gambas:Video CNN]